Shutdown AS Hantui Bursa Asia: Peluang atau Ancaman?

Muamalat.co.id – Pembukaan bursa saham Asia-Pasifik pada Rabu (1/10/2025) menunjukkan pergerakan yang bervariasi, meskipun bursa Wall Street berhasil mencatatkan penguatan. Sentimen pasar diwarnai oleh kekhawatiran yang masih membayangi mengenai potensi penutupan pemerintahan (government shutdown) di Amerika Serikat (AS).

Di Washington, para legislator masih terus bernegosiasi dan berdebat sengit terkait detail rancangan undang-undang belanja sementara kedua. Situasi ini diperparah oleh berita yang menyebutkan bahwa situasi penutupan pemerintahan AS semakin memanas dan tinggal hitungan jam, sebuah dinamika yang menambah ketidakpastian di pasar global.

Dari kawasan Asia, perhatian investor turut tertuju pada rilis hasil survei Tankan kuartal III oleh Bank of Japan (BOJ). Survei ini merupakan indikator krusial yang mengukur sentimen bisnis perusahaan-perusahaan Jepang, serta menjadi panduan penting bagi kebijakan bank sentral.

Secara rinci, indeks kepercayaan bisnis manufaktur besar menunjukkan peningkatan tipis ke level +14, naik dari +13 pada kuartal sebelumnya. Namun, angka ini sedikit di bawah ekspektasi para ekonom Reuters yang memproyeksikan di level +15.

Sementara itu, indeks non-manufaktur relatif stabil di level +34. Penting untuk diketahui bahwa angka positif dalam survei Tankan mengindikasikan bahwa jumlah pelaku usaha yang merasa optimistis lebih banyak dibandingkan yang pesimistis terhadap prospek ekonomi.

Selain Jepang, investor di Asia juga menantikan pengumuman keputusan suku bunga dari Bank Sentral India (RBI) yang dijadwalkan pada Rabu malam waktu setempat, sebuah peristiwa yang berpotensi memengaruhi pasar di kawasan tersebut.

Memasuki kinerja bursa, indeks Nikkei 225 Jepang mencatat penurunan 1,05%, sementara indeks Topix melemah lebih dalam sebesar 1,52%. Berbeda halnya di Korea Selatan, indeks Kospi berhasil menguat 0,68% dan Kosdaq turut naik 0,77%.

Di sisi lain, indeks S&P/ASX 200 Australia terkoreksi tipis 0,25% pada awal perdagangan. Perlu dicatat, pasar saham di China daratan dan Hong Kong terpantau ditutup pada hari ini karena adanya libur nasional.

Kembali ke Amerika Serikat, bursa Wall Street menunjukkan performa yang mengesankan dengan kompak menghijau. Meskipun ada risiko shutdown, Wall Street sebelumnya telah mencatat rekor kenaikan bulanan pada 30 September. Pada perdagangan kali ini, indeks S&P 500 melonjak 0,41% mencapai 6.688,46, disusul oleh Nasdaq Composite yang bertambah 0,31% menjadi 22.660,01. Puncak performa ditunjukkan oleh Dow Jones Industrial Average yang menguat 0,18% atau 81,82 poin ke level 46.397,89, sekaligus mencetak rekor penutupan tertinggi baru.

Ringkasan

Bursa saham Asia-Pasifik dibuka dengan pergerakan bervariasi di tengah kekhawatiran potensi government shutdown di AS. Legislator AS masih bernegosiasi mengenai RUU belanja sementara, dan situasi ini menambah ketidakpastian pasar global. Investor juga menantikan hasil survei Tankan dari Bank of Japan (BOJ) dan pengumuman suku bunga dari Bank Sentral India (RBI).

Kinerja bursa saham Asia menunjukkan hasil beragam, seperti Nikkei 225 Jepang yang turun, sementara Kospi Korea Selatan menguat. Sementara itu, Wall Street mencatatkan penguatan meskipun ada risiko shutdown, bahkan S&P 500 dan Dow Jones mencetak rekor baru.

Leave a Comment