S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Tertinggi Ditopang Sentimen AI

Pada perdagangan Senin (6/10/2025) waktu setempat, indeks S&P 500 dan Nasdaq di Wall Street berhasil ditutup menguat signifikan, bahkan mencapai rekor penutupan tertinggi mereka. Sentimen positif yang mendorong pasar sebagian besar berasal dari optimisme terhadap kecerdasan buatan (AI) menyusul kesepakatan bisnis besar di sektor teknologi, meskipun pemerintah Amerika Serikat (AS) masih dalam kondisi shutdown yang telah berlangsung selama enam hari.

Meskipun demikian, tidak semua indeks berakhir di zona hijau. Dow Jones Industrial Average justru sedikit melemah, turun 63,31 poin atau 0,14% ke level 46.694,97. Sementara itu, S&P 500 melaju naik 24,49 poin atau 0,36% menuju 6.740,28, dan Nasdaq Composite berhasil menambah 161,16 poin atau 0,71%, mencapai 22.941,67. Kenaikan Nasdaq dan S&P 500 ini menandai pencapaian rekor penutupan tertinggi mereka, menunjukkan ketahanan pasar di tengah ketidakpastian politik.

S&P 500 dan Nasdaq Menguat, Sentimen AI Meningkat Berkat Kesepakatan AMD–OpenAI

Pendorong utama kenaikan di pasar saham datang dari sektor chip. Advanced Micro Devices (AMD) membuat pengumuman penting bahwa mereka akan memasok chip AI kepada OpenAI dalam sebuah kesepakatan strategis yang berpotensi menghasilkan puluhan miliar dolar AS pendapatan tahunan. Kesepakatan ini juga membuka peluang bagi OpenAI untuk mengakuisisi hingga 10% saham AMD, yang sontak memicu respons antusias dari investor. Akibatnya, saham AMD melonjak tajam sebesar 23,7%, dan Indeks Philadelphia Semiconductor pun ikut terangkat 2,9%.

Robert Pavlik, Senior Portfolio Manager Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut, mengamati bahwa pasar menunjukkan kekuatan yang luar biasa di sektor teknologi dan konsumer, terlepas dari situasi shutdown pemerintah. “Pasar masih sangat tertarik pada perdagangan terkait AI, meskipun tren ini pada akhirnya akan mencapai puncaknya,” ujarnya, menyoroti daya tarik investasi terhadap inovasi kecerdasan buatan.

Penutupan pemerintah federal telah menunda rilis sejumlah data ekonomi penting, memaksa investor untuk lebih mengandalkan data sekunder nonpemerintah guna memprediksi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Meski inflasi masih berada di level tinggi, sebagian analis berpendapat bahwa pelemahan pasar tenaga kerja dapat menjadi argumen kuat bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga. Ekspektasi pasar saat ini menunjukkan peluang hampir pasti, yakni sebesar 94,6%, untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan Oktober.

GLOBAL MARKETS-No Payrolls, No Problem as Wall Street Extends Run of Highs

Di tengah ketiadaan data resmi pemerintah pekan ini, pelaku pasar akan mencermati sejumlah laporan krusial lainnya. Perhatian akan tertuju pada laporan kredit konsumer, data permintaan hipotek, serta hasil survei awal sentimen konsumen dari Universitas Michigan. Informasi-informasi ini diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi dan arah kebijakan moneter.

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, sektor konsumer nonesensial menjadi yang paling menonjol dengan mencatatkan kenaikan tertinggi. Sebaliknya, sektor properti mengalami penurunan paling dalam, menunjukkan pergeseran preferensi investor. Memasuki pekan depan, laporan kinerja keuangan kuartal III akan menjadi katalis pasar yang signifikan, diawali dengan pengumuman hasil dari bank-bank besar AS. Analis memproyeksikan pertumbuhan laba agregat S&P 500 sebesar 8,8% secara tahunan untuk periode Juli–September, lebih tinggi dari proyeksi awal kuartal.

Beberapa saham individual juga menarik perhatian pasar. Saham Tesla naik 5,5% setelah mengisyaratkan akan menggelar acara khusus pada Selasa (8/10), memicu spekulasi positif. Di sisi lain, saham Starbucks turun 5,0% setelah TD Cowen memangkas target harga mereka, menyusul kekhawatiran terhadap lemahnya pasar tenaga kerja yang berdampak pada konsumsi Generasi Z.

Di pasar kripto, Bitcoin mencetak capaian luar biasa dengan menembus level US$125.000 pada Minggu (6/10). Lonjakan ini mendorong kenaikan saham perusahaan-perusahaan terkait kripto seperti Coinbase, Strategy, Riot Platforms, dan MARA Holdings, menunjukkan dampak positif dari momentum aset digital.

Dari sektor perbankan, saham Comerica melonjak 13,7% setelah Fifth Third mengumumkan akuisisi perusahaan tersebut dalam kesepakatan all-stock senilai US$10,9 miliar. Kontras dengan itu, saham Verizon turun 5,1% setelah menunjuk mantan CEO PayPal, Dan Schulman, sebagai pimpinan baru.

Aktivitas perdagangan menunjukkan gambaran pasar yang positif. Di NYSE, jumlah saham naik melebihi saham turun dengan rasio 1,05 banding 1. Sebanyak 665 saham berhasil mencetak level tertinggi baru dan 75 saham mencatat level terendah baru. Di Nasdaq, terdapat 2.602 saham naik dan 2.062 saham turun, dengan rasio 1,26 banding 1. Secara keseluruhan, S&P 500 membukukan 46 level tertinggi baru dalam 52 pekan terakhir dan hanya sembilan terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 187 level tertinggi baru dan 58 terendah baru. Volume perdagangan di bursa AS mencapai 19,69 miliar saham, sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata 19,17 miliar saham dalam 20 hari terakhir.

Leave a Comment