SR023 Mau Habis! Kupon 5,95% Aman atau Pilih Saham?

Muamalat.co.id, JAKARTA. Kesempatan berinvestasi pada Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Ritel seri SR023 akan segera berakhir. Masa penawaran dua tenor SR023 ini hanya tersisa tiga hari lagi, dengan batas akhir pada 15 September 2025.

Berdasarkan data yang dihimpun dari salah satu mitra distribusi SR023, Bibit, per Jumat (12/9) pagi, penyerapan SR023 menunjukkan variasi. Tenor tiga tahun yang menawarkan imbal hasil 5,80% per tahun, baru berhasil terjual sekitar 58,3% dari kuota nasional sebesar Rp 15 triliun, atau setara dengan Rp 8,74 triliun. Sementara itu, SR023 tenor lima tahun dengan imbal hasil 5,95% mencatat penjualan yang lebih baik, mencapai 84,9% dari kuota nasional Rp 5 triliun, atau sekitar Rp 4,24 triliun.

Meskipun tenor tiga tahun memiliki kuota yang lebih besar dan secara nominal lebih banyak dipilih oleh investor, serapannya masih belum mencapai angka maksimal menjelang penutupan masa penawaran. Total penjualan SR023 saat ini telah melampaui Rp 12 triliun, menjadikannya pilihan investasi menarik bagi Anda yang mencari instrumen syariah dengan dana minimal Rp 1 juta.

Menanggapi hal ini, Fixed Income Analyst Pefindo, Ahmad Nasrudin, menyoroti daya tarik kupon yang ditawarkan SR023. Menurut Ahmad, kupon 5,8% untuk tenor tiga tahun dan 5,98% untuk tenor lima tahun sebenarnya sudah lebih tinggi dibandingkan yield di pasar. Sebagai perbandingan, yield di pasar per Kamis (11/9) berada di kisaran 5,52% untuk tenor tiga tahun dan 5,77% untuk tenor lima tahun. Hal ini menegaskan bahwa secara komparatif, kupon SR023 memang relatif unggul.

Namun demikian, Ahmad juga mengamati adanya pergeseran preferensi di kalangan investor ritel. Di tengah ekspektasi berlanjutnya pemangkasan suku bunga, banyak investor mulai melirik instrumen lain yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, dengan pasar saham sebagai alternatif utama. “Beberapa investor ritel kemungkinan mulai melirik ke pasar saham untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Karena suku bunga lebih rendah akan mendorong kupon turun dan daya ungkit capital gain akibat pemangkasan suku bunga juga tidak setinggi di pasar saham,” jelas Ahmad, Jumat (12/9).

Fenomena ini tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh level 7.700 bahkan 8.000, setelah sempat berada di bawah 7.000 pada bulan Juni. Secara umum, tren pemangkasan suku bunga membuat pasar saham dan aset yang terkait erat dengan kinerja sektor riil, seperti surat utang korporasi, menjadi lebih menarik karena potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasar SBN.

Ringkasan

Penawaran Sukuk Ritel seri SR023 akan segera ditutup pada 15 September, dengan dua tenor yang ditawarkan: tiga tahun dengan imbal hasil 5,80% dan lima tahun dengan imbal hasil 5,95%. Penjualan SR023 tenor lima tahun lebih tinggi dibandingkan tenor tiga tahun, meskipun kuota tenor tiga tahun lebih besar. Total penjualan SR023 telah melampaui Rp 12 triliun.

Analis Pefindo menyoroti daya tarik kupon SR023 yang lebih tinggi dibandingkan yield di pasar. Akan tetapi, di tengah ekspektasi penurunan suku bunga, investor ritel mulai melirik instrumen lain seperti saham yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi. Hal ini terlihat dari peningkatan kinerja IHSG dan minat pada aset yang terkait dengan sektor riil.

Leave a Comment