Suku Bunga Turun! The Fed Prioritaskan Pasar Tenaga Kerja, Apa Artinya?

Muamalat.co.id – Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), mengambil langkah signifikan pada Rabu (17/5/2025) dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25 poin persentase, menurunkannya ke kisaran 4,00%–4,25%. Keputusan ini tidak hanya mengejutkan pasar, tetapi juga disertai sinyal kuat akan adanya pemotongan suku bunga secara bertahap hingga akhir tahun, sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran akan melemahnya pasar tenaga kerja di negara tersebut.

Dalam pernyataan resminya yang dirilis Kamis (18/5/2025) dan dikutip dari Reuters, The Fed menggarisbawahi perubahan prioritas dalam mandat gandanya—yakni stabilitas inflasi dan lapangan kerja. Tekanan utama kini bergeser ke arah perlambatan pasar tenaga kerja. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) secara eksplisit menyatakan bahwa “Pertumbuhan lapangan kerja telah melambat, dan tingkat pengangguran meningkat,” sebuah indikasi jelas akan pergeseran fokus kebijakan moneter mereka.

: Proyeksi Bullish Harga Emas Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

Meskipun mayoritas menyetujui, keputusan ini tidak bulat. Stephen Miran, gubernur baru yang sebelumnya menjabat di Gedung Putih, menyuarakan penolakan. Ia justru mendesak pemangkasan suku bunga yang lebih agresif, yakni sebesar 0,5 poin persentase. Lebih lanjut, proyeksi The Fed menunjukkan adanya potensi dua kali pemotongan tambahan masing-masing 0,25 poin dalam dua rapat kebijakan terakhir tahun ini. Hal ini mengindikasikan pergeseran fokus bank sentral dari risiko inflasi akibat perang dagang pemerintahan Trump, menuju kekhawatiran yang lebih mendalam terkait pertumbuhan ekonomi yang melemah dan potensi lonjakan tingkat pengangguran.

: : Harga Emas Hari Ini Rabu, 17 September di Pasar Spot Saat Investor Menanti Keputusan The Fed

Meski ada langkah agresif ini, proyeksi terbaru menunjukkan inflasi di akhir tahun 2025 masih diperkirakan berada di angka 3%, jauh di atas target 2%. Namun, ada sedikit optimisme pada sisi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan naik menjadi 1,6% (dari proyeksi sebelumnya 1,4%), sementara tingkat pengangguran tetap pada proyeksi 4,5%.

Dibandingkan dengan proyeksi bulan Juni sebelumnya, ancaman stagflasi kini dinilai berkurang secara signifikan. Pejabat The Fed tampak semakin yakin bahwa pemotongan suku bunga yang lebih cepat dan proaktif mampu menahan lonjakan pengangguran. Keyakinan ini diperkuat dengan ekspektasi bahwa inflasi akan melandai secara bertahap pada tahun depan, memberikan ruang bagi kebijakan moneter yang lebih adaptif dan responsif terhadap kondisi pasar tenaga kerja yang dinamis.

: : Rupiah Dibuka Menguat Rp16.426 per Dolar AS, Terpicu Ekspektasi The Fed

Ringkasan

Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% menjadi 4,00%-4,25% sebagai respons terhadap melemahnya pasar tenaga kerja. Keputusan ini disertai sinyal pemotongan suku bunga bertahap hingga akhir tahun, menunjukkan pergeseran prioritas The Fed dari inflasi ke perlambatan pertumbuhan lapangan kerja.

Proyeksi The Fed mengindikasikan potensi dua kali pemotongan suku bunga tambahan sebesar 0,25% pada rapat kebijakan berikutnya. Meskipun inflasi diperkirakan masih di atas target 2% di akhir tahun 2025, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan naik menjadi 1,6%, dan tingkat pengangguran tetap stabil di 4,5%, menandakan berkurangnya kekhawatiran akan stagflasi.

Leave a Comment