Proyeksi menunjukkan bahwa dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melanjutkan pelemahannya, bahkan di tengah kemungkinan Federal Reserve atau The Fed melakukan pemangkasan suku bunga. Menurut Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, kondisi ini didorong oleh serangkaian data ekonomi AS yang menunjukkan pelemahan signifikan, terutama pada sektor tenaga kerja yang jauh di bawah ekspektasi. Lukman memperkirakan bahwa The Fed hampir pasti akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang.
Lebih lanjut, Lukman Leong memprediksi total pemangkasan suku bunga acuan The Fed bisa mencapai sekitar 60 basis poin. Ia juga memperkirakan bahwa bank sentral AS tersebut akan melakukan pemotongan suku bunga hingga tiga kali sebelum akhir tahun ini, menandakan respons terhadap kondisi ekonomi yang mendesak.
Selain itu, Lukman turut menyoroti undang-undang kripto bernama Genius Act yang mengatur transaksi stablecoin. Meski ia mencermati belum ada dampak langsung dari regulasi ini terhadap dolar AS, potensi peningkatan nilai dolar AS tetap ada apabila adopsi stablecoin dalam transaksi global meluas di masa depan. Hal ini dapat menjadi faktor pendorong tidak langsung bagi mata uang Paman Sam.
Ke depan, sentimen utama yang masih akan memengaruhi pergerakan dolar AS adalah perkembangan terkait tarif. Amerika Serikat terus menerapkan tarif-tarif baru yang berpotensi menimbulkan ancaman signifikan bagi perekonomian AS dan global. Contoh terbaru termasuk tarif yang dikenakan pada semikonduktor dan cip. Tak hanya itu, eskalasi tarif yang melibatkan India seputar pembelian minyak Rusia juga menjadi sentimen penting yang perlu dicermati terhadap performa dolar AS.
Melihat berbagai sentimen dan data ekonomi yang ada, Lukman menaksir indeks dolar AS berpeluang kembali menyentuh level 94 hingga 96 hingga penghujung tahun ini, mengindikasikan pelemahan berkelanjutan mata uang global tersebut.
Ringkasan
Dolar AS diproyeksikan melemah meskipun The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya. Hal ini didorong oleh data ekonomi AS yang melemah, terutama di sektor tenaga kerja. Analis memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September dan berpotensi hingga tiga kali sebelum akhir tahun.
Perkembangan tarif dan regulasi kripto seperti Genius Act juga mempengaruhi pergerakan dolar AS. Penerapan tarif baru dan eskalasi tarif dengan India menjadi sentimen penting. Indeks dolar AS diperkirakan dapat menyentuh level 94 hingga 96 pada akhir tahun, menandakan pelemahan berkelanjutan.