Tren Bullish Masih Kuat, IHSG Berpeluang Sentuh ATH Baru ke Level 8.600

Muamalat.co.id , JAKARTA – Sejumlah data makro ekonomi yang menunjukan hasil positif menjadi pendorong laju indeks harga saham gabungan (IHSG) menyentuh level all time high (ATH) baru di 8.394 pada perdagangan Jumat (7/11/2025).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata mengatakan momentum bullish IHSG saat ini ditopang fundamental makro yang solid, seperti inflasi yang terkendali, PMI manufaktur yang menunjukkan tren ekspansif, PDB kuartal III/2025 di atas ekspektasi, data neraca perdagangan yang surplus dalam 50 bulan berturut-turut, serta data ekspor-impor yang terus tumbuh. 

“Tambahan katalis seperti tren penurunan suku bunga, stimulus fiskal kuartal IV/2025, perpanjangan kebijakan PPN DTP hingga 2027, dan potensi inflow dari MSCI inclusion,” kata Liza kepada Bisnis, dikutip Minggu (9/11/2025).

: IHSG Pecah Rekor Beruntun, Waktunya Rem atau Gas Investasi?

Selain itu, Liza melihat laju IHSG di sisa 2025 ini akan turut didukung oleh likuiditas pemerintah dan Danantara yang memperkuat argumentasi bahwa reli pasar saham masih memiliki bahan bakar cukup masuk akal untuk berlanjut. 

Asal tahu saja, kebijakan dukungan likuiditas perbankan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kini mulai terealisasi. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat bank Himbara telah menyalurkan dana injeksi likuiditas dari pemerintah sebanyak Rp167,6 triliun hingga 22 Oktober 2025, setara 84% dari total dana penempatan pemerintah.

: : Saham Big Bank dan Konsumer Rawan Profit Taking Usai IHSG Pecah Rekor

Realisasi tersebut meningkat sekitar 48% dibandingkan nilai penyaluran per 9 Oktober 2025 yang mencapai Rp113 triliun atau 56% dari total dana penempatan pemerintah.

Dengan kondisi ini, Liza menilai IHSG berpeluang melanjutkan penguatan hingga akhir tahun, sesuai dengan optimisme pemerintah. “Target dari pattern bullish di 8.600 bisa saja tercapai sebelum akhir tahun,” ungkapnya.

Liza menjelaskan secara teknikal bahwa dalam fase bullish kuat seperti sekarang, price movement menjadi indikator utama. Sedangkan, teknikal lain seperti MACD atau RSI hanya berfungsi sebagai konfirmasi, bukan penentu arah.

Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas M. Nafan Aji Gusta menjelaskan secara teknikal level IHSG saat ini sudah melampaui target wave V di 8.390 yang telah diproyeksi Mirae Asset.

Dia menjelaskan, kalau menggunakan pendekatan teknikal MACD yang sudah membentuk golden cross, maupun stochastic RSI ke atas mendekati area overbought, berarti memang semakin besar potensi aksi profit taking pasar saham ke depan, yang dapat menahan laju IHSG.

“Tapi, sebenarnya ini tergantung performa indeks stochastic RSI itu sendiri, kalau masih ada reli di level 70, itu masih naik lagi ke level 80 atau ke 90, berarti harga masih bullish,” ujar Nafan.

Mirae Asset merekap dalam 25 tahun terakhir ada kecenderungan IHSG selalu bergerak positif pada bulan November-Desember. Apalagi, kali ini pasar saham mendapat sentimen positif dari kondisi fundamental ekonomi nasional.

“Semestinya ini bisa terefleksi dari hasil kinerja GDP Indonesia yang masih di atas ekspektasi konsensus, di 5,04%. Ini juga lebih tinggi dibanding full year 2024,” tandasnya.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a Comment