Muamalat.co.id JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) membukukan kinerja yang cukup solid di semester I-2025, meskipun pertumbuhannya terbilang moderat. Penjualan bersih perusahaan naik tipis 0,69% (year on year/YoY) menjadi Rp 1,45 triliun, meningkat dari Rp 1,44 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun penjualan meningkat, beban pokok penjualan juga naik 2,75% menjadi Rp 1,12 triliun. Akibatnya, laba bruto WOOD tertekan, mengalami penurunan 6,35% (YoY) menjadi Rp 325,14 miliar dari Rp 347,22 miliar di semester I-2024. Namun, efisiensi operasional berhasil dicapai, dengan penurunan beban usaha sebesar 5,03% (YoY) menjadi Rp 152,37 miliar.
Meskipun efisiensi beban usaha, laba usaha WOOD masih mengalami penurunan sebesar 7,50% (YoY), mencapai Rp 172,76 miliar. Namun, penurunan beban keuangan dan pajak penghasilan, diimbangi dengan kenaikan penghasilan bunga dan peningkatan pos lain-lain bersih, berhasil mendorong laba tahun berjalan WOOD naik 5,16% (YoY) menjadi Rp 83,11 miliar.
Secara keseluruhan, WOOD meraih laba bersih sebesar Rp 86,59 miliar pada semester I-2025, meningkat 3,29% dibandingkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan di semester I-2024 (Rp 83,83 miliar). Investor Relations Integra Indocabinet, Ravenal Arvense, menjelaskan bahwa marjin bersih perusahaan meningkat dari 5,5% menjadi 5,7%, menunjukkan pengelolaan biaya yang efektif di tengah tantangan ekonomi makro dan perubahan komposisi produk.
Meskipun marjin kotor turun dari 24,1% menjadi 22,4% akibat peningkatan kontribusi produk building component yang berorientasi volume dengan marjin lebih rendah, segmen manufaktur ekspor tetap menjadi tulang punggung kinerja WOOD. Pendapatan ekspor naik 1,3% (YoY) menjadi Rp 1,44 triliun, didorong oleh pertumbuhan signifikan ekspor building components sebesar 23,2% (YoY) mencapai Rp 1,26 triliun.
Keberhasilan ini tak lepas dari pengecualian tarif Amerika Serikat (AS) berdasarkan Annex II untuk building components. Sebaliknya, pendapatan ekspor furnitur justru menurun drastis sebesar 55,1% (YoY) karena terkena dampak tarif AS yang tinggi. Namun, Ravenal optimistis penjualan furnitur menunjukkan tanda-tanda pemulihan berkat strategi penjualan langsung ke konsumen.
Integra (WOOD) Tetap Kejar Pertumbuhan Kinerja Dobel Digit Meski Ada Tarif Trump
Strategi diversifikasi ekspor WOOD yang dimulai akhir 2024 mulai menunjukkan hasil positif. Pada Juni 2025, WOOD telah mengirimkan produk flooring pertama ke Eropa senilai sekitar US$ 1 juta. Produksi furnitur outdoor berbahan aluminium juga akan dimulai Agustus 2025, dengan pengiriman perdana dijadwalkan September 2025. Perusahaan juga tengah mempersiapkan ekspor ke Timur Tengah.
Ravenal menekankan bahwa WOOD memiliki momentum kuat untuk semester II-2025, didukung oleh bisnis ekspor inti dan kontribusi meningkat dari lini produk dan pasar baru. Tarif resiprokal AS yang ditetapkan sebesar 19% memberikan keunggulan kompetitif bagi Indonesia dibandingkan negara pesaing seperti Vietnam (20% tarif, hingga 40% untuk barang yang dikirim ulang).
Integra (WOOD) Tunggu Kejelasan Tarif Trump, Sambil Terus Memacu Diversifikasi Ekspor
Dengan fokus pada eksekusi, pengembangan inisiatif baru, dan adaptasi terhadap dinamika ekonomi global, WOOD optimistis dapat mempertahankan kinerja yang berkelanjutan. Peluncuran dua dari empat merek furnitur untuk platform e-commerce di AS juga diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi perusahaan di pasar global.

WOOD Chart by TradingView
Ringkasan
PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 3,29% menjadi Rp 86,59 miliar pada semester I-2025, meskipun penjualan bersih hanya naik tipis 0,69% menjadi Rp 1,45 triliun. Kenaikan laba bersih ini didorong oleh efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan dari pos lain-lain, meskipun laba bruto mengalami penurunan. Marjin bersih perusahaan juga meningkat menjadi 5,7%, menunjukkan pengelolaan biaya yang efektif.
Ekspor building components menjadi pendorong utama pertumbuhan, naik 23,2% (YoY) berkat pengecualian tarif AS. WOOD juga melakukan diversifikasi ekspor ke Eropa dan Timur Tengah untuk mengimbangi penurunan ekspor furnitur akibat tarif AS. Perusahaan optimis dengan kinerja di semester II-2025, didukung oleh bisnis ekspor inti, produk baru, dan pasar baru, serta keunggulan kompetitif dari tarif resiprokal AS.