Rupiah Perkasa Awal Pekan Ini: Sentimen The Fed & Dukungan BI!

Muamalat.co.id – JAKARTA. Kabar baik bagi kita semua! Nilai tukar rupiah menunjukkan taringnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan yang menggembirakan pada Senin, 24 November 2025.

Data Bloomberg mencatat, rupiah di pasar spot berhasil ditutup menguat tipis 0,10% ke level Rp16.699 per dolar AS pada hari tersebut. Semangat serupa juga terlihat pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), yang mencatatkan kenaikan 0,06% ke level Rp16.709 per dolar AS, meningkat dari posisi sebelumnya di Rp16.719 per dolar AS pada Jumat, 21 November.

Ibrahim Assuaibi, seorang Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas, menjelaskan bahwa penguatan rupiah kali ini merupakan hasil dari kombinasi apik antara sentimen eksternal dan domestik. Dari panggung global, pelemahan indeks dolar AS menjadi sorotan utama, didorong oleh meningkatnya harapan pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Desember.

“Probabilitas penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada Desember melonjak signifikan menjadi sekitar 69%, melonjak dari angka 44% pada minggu sebelumnya, berdasarkan data CME FedWatch Tool,” ungkap Ibrahim kepada Kontan, Senin (24/11/2025), menggambarkan optimisme pasar.

Mayoritas Saham Anggota Baru MSCI Indonesia Menghijau, Ini Proyeksi Analis

Namun, investor tetap waspada, mencermati sinyal-sinyal beragam dari para pejabat The Fed menjelang pengumuman data inflasi produsen (PPI) dan penjualan ritel AS yang akan datang.

Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim menekankan bahwa stabilitas makroekonomi Indonesia menjadi jangkar yang kokoh bagi rupiah. Pujian dari IMF, yang menyatakan fondasi makro Indonesia tetap kuat dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 5%–5,8% pada tahun 2025, serta bauran kebijakan fiskal–moneter yang dianggap mampu menjaga ketahanan ekonomi, semakin memperkuat keyakinan.

Konsistensi Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas eksternal dan mengendalikan inflasi juga turut berperan penting dalam meningkatkan persepsi positif terhadap rupiah di mata investor.

Menatap perdagangan Selasa (25/11/2025), Ibrahim memprediksi bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif, namun berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.690–Rp16.730 per dolar AS.

Senada dengan pandangan tersebut, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menambahkan bahwa penguatan rupiah hari ini juga didukung oleh sentimen risk-on yang mendominasi pasar keuangan. “Rupiah menguat di tengah sentimen risk-on,” ujarnya.

Menakar Nasib BEI di Tengah Penyusunan RPP Demutualisasi Bursa

Lebih lanjut, Lukman menjelaskan bahwa keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga, serta surplus neraca transaksi berjalan yang signifikan dan menjadi yang pertama dalam 10 kuartal terakhir, turut memberikan dorongan positif bagi rupiah.

Dengan minimnya data ekonomi yang dirilis pada malam ini dan esok hari, Lukman memprediksi bahwa pergerakan rupiah akan lebih banyak dipengaruhi oleh arah pasar ekuitas global. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp16.650–Rp16.750 per dolar AS pada perdagangan Selasa (25/11/2025).

Ringkasan

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada Senin, 24 November 2025, didorong oleh sentimen positif baik dari eksternal maupun internal. Pelemahan indeks dolar AS akibat ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan stabilitas makroekonomi Indonesia menjadi faktor utama pendorong penguatan rupiah.

Dukungan dari Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas eksternal dan inflasi, serta surplus neraca transaksi berjalan, turut berkontribusi pada sentimen positif terhadap rupiah. Untuk perdagangan selanjutnya, rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif dengan potensi pelemahan terbatas.

Leave a Comment