Muamalat.co.id NEW YORK. Wall Street memulai perdagangan Senin (24 November 2025) dengan nada optimis, ditandai dengan penguatan indeks-indeks utama. Harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Desember menjadi pendorong utama sentimen positif ini. Di sisi lain, investor juga menantikan data ekonomi terbaru sebagai petunjuk arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat selanjutnya.
Pada pembukaan perdagangan, Dow Jones Industrial Average melesat 106,5 poin, atau 0,23%, mencapai level 46.351,93. S&P 500 juga menunjukkan kinerja solid dengan kenaikan 33,6 poin, atau 0,51%, ke posisi 6.636,54. Nasdaq Composite bahkan mencatat kenaikan yang lebih signifikan, yakni 209,1 poin, atau 0,94%, menjadi 22.482,15.
Pergerakan saham di bulan November terbilang fluktuatif. Kekhawatiran akan potensi gelembung AI (Artificial Intelligence) membayangi pasar, diperparah dengan ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan AS yang mengakibatkan minimnya data ekonomi yang dapat diandalkan untuk mengukur kesehatan ekonomi global.
Pernyataan bernada dovish dari Presiden The Fed New York, John Williams, memberikan sedikit angin segar minggu lalu. Namun, hal ini juga mengindikasikan adanya perbedaan pendapat yang cukup signifikan di antara para pembuat kebijakan menjelang pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) pada bulan Desember.
Saat ini, investor memproyeksikan probabilitas sebesar 77,9% bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan seminggu sebelumnya yang hanya berada di angka 42%, menurut data dari FedWatch Tool CME Group.
“Tema utama saat ini adalah ketidakpastian. Pasar akan terus bergejolak hingga 10 Desember, saat kita mendapatkan keputusan The Fed beserta komentarnya,” ujar Lilian Chovin, kepala alokasi aset di Coutts, menyoroti keragu-raguan yang masih membayangi pasar.
Fokus pada Ketahanan Konsumen di Awal Musim Liburan
Minggu ini, perhatian investor akan tertuju pada data penjualan ritel dan harga produsen bulan September. Data ini akan menjadi indikator penting menjelang musim belanja liburan yang akan dimulai dengan Thanksgiving pada hari Kamis, diikuti dengan Black Friday dan Cyber Monday.
Pola konsumsi, yang merupakan tulang punggung perekonomian Amerika Serikat, akan menjadi sorotan utama. Banyak perusahaan yang mengumumkan PHK, data yang menunjukkan peningkatan pengangguran, dan tarif AS yang membebani sentimen konsumen menjadi faktor-faktor yang perlu diperhatikan.
“Kami akan mengamati pengeluaran pada berbagai tingkat kekayaan untuk melihat apakah berbagai jenis konsumen lebih mampu bertahan daripada yang lain,” tambah Chovin, menekankan pentingnya memahami dinamika pengeluaran konsumen.
National Retail Federation (NRF) memperkirakan penjualan liburan AS akan menembus angka US$ 1 triliun untuk pertama kalinya. Pekan lalu, Walmart, jaringan ritel terbesar di Amerika Serikat, juga menaikkan proyeksi tahunannya. Sentimen positif ini tercermin pada kenaikan saham Walmart sebesar 0,2% dalam perdagangan pra-pasar.
Laporan laba dari perusahaan-perusahaan yang berorientasi konsumen, termasuk Dick’s Sporting Goods dan Best Buy, juga dijadwalkan akan dirilis pada akhir pekan ini.
Di sisi lain, meskipun Nvidia, perusahaan AI terkemuka, memberikan proyeksi yang kuat pada pekan lalu, valuasi sektor teknologi yang melonjak telah menjadi sumber kekhawatiran pasar hampir sepanjang bulan ini.
Secara keseluruhan, indeks-indeks utama Wall Street diperkirakan akan mencatat kerugian bulanan di bulan November. S&P 500 dan Nasdaq berada di jalur penurunan bulanan terburuk sejak kekhawatiran kenaikan suku bunga memicu aksi jual pada bulan Maret.
Namun, secercah harapan datang dari Deutsche Bank, yang memproyeksikan S&P 500 akan melonjak ke level 8.000 pada akhir tahun 2026. Proyeksi optimis ini didasarkan pada pendapatan perusahaan yang tangguh dan potensi keuntungan yang didorong oleh AI, menjadi prediksi paling optimis di antara perusahaan pialang global besar.
Ringkasan
Wall Street dibuka positif pada Senin (24 November 2025) didorong oleh harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Desember. Indeks-indeks utama seperti Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite mengalami kenaikan signifikan. Pasar juga menantikan data ekonomi terbaru untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan bank sentral AS selanjutnya.
Fokus investor tertuju pada data penjualan ritel dan harga produsen bulan September menjelang musim belanja liburan. Ketahanan konsumen menjadi perhatian utama di tengah PHK dan data pengangguran yang meningkat. Meskipun ada kekhawatiran tentang gelembung AI dan valuasi sektor teknologi, Deutsche Bank memproyeksikan S&P 500 akan melonjak ke level 8.000 pada akhir tahun 2026.