Wall Street Ditutup Naik Selasa (25/11), Ekspektasi Suku Bunga The Fed Makin Kokoh

Muamalat.co.id  Wall Street kembali melanjutkan reli pada perdagangan Selasa (25/11/2025) waktu setempat.

Serangkaian rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) memperkuat keyakinan pasar bahwa Federal Reserve akan melakukan pemangkasan suku bunga ketiga sekaligus terakhir di tahun 2025 pada pertemuan Desember mendatang.

Ketiga indeks saham utama AS kompak menguat, dipimpin oleh Dow Jones. Namun, tekanan dari saham raksasa kecerdasan buatan, Nvidia, menahan pergerakan Nasdaq.

Sawit Sumbermas (SSMS) Resmi Akuisisi Saham SML Rp1,6 Triliun, Ini Rekomendasi Analis

Melansir Reuters, Dow Jones naik 664,18 poin (1,43%) ke 47.112,45. S&P 500 menguat 60,77 poin (0.91%) ke 6.765,89, dan Nasdaq Composite naik 153,59 poin (0,67%) ke 23.025,59.

Dari 11 sektor utama S&P 500, sektor kesehatan memimpin penguatan, sementara energi mengalami pelemahan terdalam.

Meski demikian, pelemahan saham teknologi membuat kenaikan indeks Nasdaq terbatas.

Saham Nvidia turun 2,6%, sementara indeks semikonduktor Philadelphia SE hanya mampu menguat tipis 0,2%.

IHSG Berpeluang Menguat Terbatas pada Rabu (26/11/2025), Cek Rekomendasi Sahamnya

Gelombang data ekonomi yang dirilis sebagian tertunda akibat penutupan pemerintahan AS beberapa waktu lalu menunjukkan pelemahan konsumsi dan inflasi yang terus mendingin.

Departemen Perdagangan dan Departemen Tenaga Kerja merilis data September mengenai penjualan ritel serta harga produsen yang menggambarkan belanja konsumen melemah dan tekanan harga terus mereda.

Sinyyal lebih mutakhir datang dari Conference Board, yang melaporkan penurunan kepercayaan konsumen jauh lebih buruk dari ekspektasi. Ekspektasi jangka pendek anjlok hampir 12%.

“Pada pertemuan terakhir, Powell menyiratkan The Fed akan menahan diri karena kurangnya data ekonomi,” ujar Paul Nolte, analis pasar di Murphy & Sylvest, Illinois.

Wall Street Dibuka Beragam, Investor Menimbang Data Ekonomi AS

“Namun setelah beberapa pejabat The Fed berbicara, pasar berubah dari ‘tidak ada tindakan di Desember’ menjadi ‘harus memotong bunga Desember karena pasar tenaga kerja semakin melemah.’”

Saat ini, pasar memprakirakan 84,7% probabilitas bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin bulan depan  melonjak dari 50,1% sepekan sebelumnya.

Ekspektasi itu menguat setelah komentar dovish dari Presiden The Fed New York John Williams serta Gubernur Christopher Waller.

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut ada peluang Presiden Donald Trump akan mengumumkan calon pengganti Jerome Powell sebelum Natal. Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett disebut sebagai kandidat terkuat dan dinilai memiliki kecenderungan dovish.

“Kita semakin punya gambaran siapa ketua The Fed berikutnya, dan dia cenderung dovish,” tambah Nolte.

“Pasar merasa cukup nyaman bahwa suku bunga akan turun sepanjang 2026.”

IHSG Terkoreksi, Asing Catat Net Buy Terbesar pada Saham-Saham Ini, Selasa (25/11)

Di tengah kekhawatiran atas melemahnya penjualan ritel dan turunnya kepercayaan konsumen, sentimen pasar terbantu oleh laporan kinerja ritel yang positif.

Indeks ritel S&P 500 naik 2%. Kohl’s melonjak 42,5% dan Abercrombie & Fitch terbang 37,5% setelah menaikkan proyeksi laba tahunannya.

Sebaliknya, Burlington Stores anjlok 12,2% setelah pendapatan kuartalannya meleset dari estimasi.

Di sektor teknologi, Alphabet menguat 1,5% setelah laporan The Information menyebut Meta Platforms tengah menjajaki penggunaan chip AI Google di pusat datanya mulai 2027, serta menyewa chip Google Cloud tahun depan. Saham Meta ikut naik 3,8%.

Sementara itu, saham Alibaba yang tercatat di AS turun 2,3% meski perusahaan e-commerce asal China itu membukukan pendapatan kuartalan yang melampaui ekspektasi.

Leave a Comment