Muamalat.co.id – JAKARTA. Kinerja PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menghadapi tantangan berat pada kuartal III-2025.
Meskipun kinerja selama sembilan bulan pertama tahun ini tertekan, prospek JSMR dinilai masih cerah. Harapan bertumpu pada dorongan dari pengoperasian ruas tol baru dan potensi pemangkasan suku bunga (rate cut) yang diharapkan dapat memulihkan kinerja pada tahun 2026.
Pada kuartal III-2025, laba bersih JSMR mengalami penurunan sebesar 10% YoY menjadi Rp 857,4 miliar. Seperti yang telah diketahui, kinerja JSMR secara keseluruhan juga menunjukkan perlambatan pada sembilan bulan pertama tahun 2025.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, atau laba bersih, mencapai Rp 2,72 triliun pada kuartal III-2025. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 17,32% YoY dibandingkan dengan Rp 3,3 triliun pada kuartal III-2024.
Kinerja Jasa Marga (JSMR) Lesu per Kuartal III 2025, Simak Rekomendasi Analis
Selain itu, pendapatan JSMR tercatat sebesar Rp 21,08 triliun hingga kuartal III-2025, juga mengalami penurunan sebesar 5,3% dibandingkan dengan Rp 22,45 triliun pada kuartal III-2024.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menjelaskan bahwa penurunan laba bersih JSMR pada kuartal III-2025 disebabkan oleh lonjakan beban pajak dan tekanan biaya non-operasional, seperti bunga dan provisi. Di samping itu, penurunan pendapatan dari konstruksi juga turut membebani bottom line perusahaan.
Sebagai contoh, total beban pajak penghasilan menunjukkan arus keluar sebesar Rp 1,21 triliun pada kuartal III-2025. Hal ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencatat arus masuk sebesar Rp 73,12 miliar. Sentimen utama yang memengaruhi kinerja tahun ini adalah normalisasi pajak dan moderasi aktivitas konstruksi.
Meskipun demikian, JSMR berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan tol dan pendapatan operasi pada kisaran single digit sepanjang Januari–September 2025, dengan kenaikan 4,8% YoY menjadi Rp 14,52 triliun. Pada kuartal III-2025, pendapatan meningkat 6,2% YoY, meskipun mengalami penurunan 2,9% QoQ menjadi Rp 5,04 triliun.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas, Eka Rahmawati, kinerja ini didorong oleh penyesuaian tarif yang mulai diberlakukan sejak tahun 2024, pembukaan ruas Tol Solo–Yogyakarta seksi 1.1 dan 1.2A, serta rekonsolidasi ruas Gempol–Pandaan setelah pembelian kembali Dinfra pada Desember 2024.
Namun, Eka mencatat bahwa transaksi lalu lintas mengalami penurunan sebesar 0,38% YoY hingga September, dengan ruas tol yang sudah lama beroperasi (matang) turun 0,8% YoY, sementara ruas tol baru tumbuh +2,0% YoY.
“Penurunan ini sebagian disebabkan oleh penghapusan beberapa gerbang tol seiring perubahan sistem pada ruas Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi dan Solo–Ngawi,” jelas Eka dalam risetnya, Selasa (11/11/2025).
Momen Libur Nataru Diprediksi Dorong Kinerja Jasa Marga (JSMR) pada Kuartal IV-2025
Lebih lanjut, diketahui bahwa JSMR berencana untuk mengoperasikan tiga klaster ruas tol baru pada tahun 2026, yaitu: Probolinggo–Banyuwangi (seluruh seksi 1–3), Solo–Yogyakarta (seksi 1.2B Prambanan–Purwomartani dan 2.2B Trihanggo–JC Sleman), serta Yogyakarta–Bawen (seksi 1 Yogyakarta–SS Banyurejo dan 6 SS Ambarawa–JC Bawen).
Eka menilai bahwa ruas-ruas baru ini akan meningkatkan integrasi JSMR dengan jaringan Trans-Jawa dan diharapkan dapat memberikan tambahan volume lalu lintas.
Senada dengan Eka, Sukarno juga menyebutkan bahwa pengoperasian ruas baru pada tahun depan berpotensi memberikan efek positif pada pendapatan inti JSMR pada tahun 2026–2027. Namun, kontribusi langsung terhadap laba bersih diperkirakan masih moderat karena adanya beban operasi dan amortisasi awal.
“Selain itu, sentimen potensi pemangkasan suku bunga, regulasi pajak dan tarif tol, serta tren mobilitas atau logistik akan menjadi faktor penentu seberapa kuat pemulihan kinerja pada tahun 2026,” lanjut Sukarno kepada Kontan, Selasa (2/12/2025).
Sejalan dengan itu, Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo, Arnanto Januri, dan Karen Li menyampaikan bahwa Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 bps secara YtD, dan masih ada potensi pemangkasan tambahan sebesar 50 bps hingga tahun 2026.
Berdasarkan data historis, harga saham JSMR cenderung mengungguli pasar selama siklus pemangkasan suku bunga.
“Hal ini mendorong revisi naik EPS (earning per share) 2025 sebesar 13%, meskipun dampaknya terhadap EPS 2026 sebagian besar tertutupi oleh proyeksi penurunan volume lalu lintas,” jelas Henry, Arnanto, dan Karen dalam riset Senin (17/11/2025).
Selain itu, analis J.P. Morgan juga mencermati bahwa kelipatan valuasi perusahaan BUMN cenderung mengalami re-rate di bawah manajemen Danantara, yang kemungkinan disebabkan oleh ekspektasi peningkatan kinerja.
Menurut mereka, hal ini mendukung pandangan bahwa risiko transfer aset yang berpotensi menggerus laba ke JSMR terlihat semakin kecil kemungkinannya, sementara pasar justru telah memasukkan risiko tersebut secara berlebihan ke dalam harga saham.
JSMR Chart by TradingView
Dengan berbagai sentimen dan katalis positif tersebut, Eka memproyeksikan kinerja JSMR akan mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang stabil, pemerataan penyesuaian tarif, perbaikan margin, serta kelanjutan deleveraging neraca, yang akan menjadi faktor pendukung prospek JSMR. Eka menargetkan laba bersih JSMR sepanjang tahun 2025 dapat mencapai Rp 4,1 triliun.
Sementara itu, Sukarno memperkirakan tekanan terhadap laba JSMR masih akan berlanjut hingga akhir tahun 2025 karena beban pajak dan biaya keuangan yang tetap tinggi. Namun, pada tahun 2026, outlook diproyeksikan membaik seiring dengan kontribusi dari ruas tol baru dan potensi moderasi beban bunga. Rebound laba bersih akan dimungkinkan jika lalu lintas meningkat dan biaya terkendali.
Rekomendasi saham
Sukarno merekomendasikan investor untuk mencermati saham JSMR dan memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp 5.500 per saham. Eka juga merekomendasikan investor untuk membeli saham JSMR dengan target harga Rp 4.630 per saham.
Sedangkan Henry, Arnanto, dan Karen merekomendasikan overweight saham JSMR dengan target harga Rp 5.175 per saham.
Ringkasan
Kinerja PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengalami penurunan laba bersih sebesar 17,32% YoY pada kuartal III-2025 menjadi Rp 2,72 triliun, dengan pendapatan juga turun 5,3% menjadi Rp 21,08 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh lonjakan beban pajak, biaya non-operasional, dan penurunan pendapatan konstruksi. Meskipun demikian, pendapatan tol dan operasi tetap tumbuh positif.
Prospek JSMR dinilai masih cerah dengan harapan dari pengoperasian ruas tol baru pada tahun 2026 seperti Probolinggo–Banyuwangi dan Solo–Yogyakarta yang dapat meningkatkan integrasi jaringan Trans-Jawa. Analis juga melihat potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia sebagai katalis positif yang secara historis mendukung kinerja saham JSMR. Beberapa analis merekomendasikan beli saham JSMR dengan target harga bervariasi.