Muamalat.co.id NEW YORK. Wall Street memulai perdagangan hari Selasa (2 Desember 2025) dengan kenaikan tipis, mencoba bangkit kembali setelah mengalami pelemahan pertama dalam lebih dari seminggu pada sesi sebelumnya. Sentimen positif ini didorong oleh meningkatnya spekulasi mengenai potensi penurunan suku bunga, terutama menjelang rilis data inflasi penting akhir pekan ini.
Pada pembukaan pasar, indeks Dow Jones Industrial Average naik 127,6 poin atau 0,27% menjadi 47.416,91. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 18,3 poin, atau 0,27%, mencapai 6.830,96, dan indeks Nasdaq Composite melesat 103,8 poin atau 0,45% ke level 23.379,749.
Fokus utama para investor saat ini tertuju pada data Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang akan dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi AS. Indeks PCE ini merupakan tolok ukur inflasi yang menjadi preferensi utama Federal Reserve (The Fed), dan datanya akan dipublikasikan pada hari Jumat. Analisis terhadap data PCE diharapkan dapat memberikan petunjuk berharga mengenai arah kebijakan The Fed yang akan diambil pada pertemuan minggu depan.
Selain data ekonomi, perkembangan geopolitik juga menjadi sorotan. Utusan khusus Steve Witkoff dan menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjajaki kemungkinan solusi dalam mengakhiri konflik di Ukraina.
IHSG Cetak All Time High, Investor Domestik Jadi Kekuatan Utama
Sebelumnya, di awal bulan Desember, pasar saham AS sempat mengalami tekanan. Tiga indeks utama mencatatkan penurunan harian pertama mereka dalam lebih dari satu minggu pada hari Senin, yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan aksi jual di pasar kripto.
Namun, data terbaru yang mengindikasikan adanya perlambatan ekonomi secara bertahap justru memperkuat spekulasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan mendatang.
Elias Haddad, kepala strategi pasar global di Brown Brothers Harriman, menyatakan bahwa kontraksi tak terduga dalam aktivitas manufaktur AS pada bulan November semakin mendukung argumen bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada bulan Desember.
Meskipun para pembuat kebijakan masih terpecah dalam pandangan mengenai arah kebijakan moneter di masa depan, sinyal dovish yang diberikan oleh beberapa anggota kunci dalam beberapa pekan terakhir telah meningkatkan ekspektasi pasar. Para pedagang saat ini memperkirakan peluang sebesar 87,4% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan minggu depan, meningkat signifikan dari sekitar 50% pada bulan sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Selain itu, investor juga menaruh perhatian pada potensi pengganti Ketua The Fed Jerome Powell, yang masa jabatannya akan berakhir tahun depan. Laporan yang beredar menyebutkan bahwa penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menjadi salah satu kandidat utama. Keputusan mengenai pengganti Powell diperkirakan akan diumumkan sebelum Natal.
Pasar juga terus memantau perkembangan di Jepang, menyusul sinyal dari bank sentral Jepang mengenai potensi kenaikan suku bunga. Sinyal ini memicu aksi jual obligasi global, termasuk obligasi pemerintah AS, pada hari Senin. Langkah hawkish ini berpotensi mengurangi perdagangan yen.
Pasang Target Pendapatan Rp 4,18 Triliun Tahun Depan, Ini Rekomendasi Saham CMNP
Sementara itu, investor mencerna data belanja liburan daring yang kuat, mencapai US$ 23,6 miliar, melampaui perkiraan analis, seperti yang dilaporkan oleh Adobe Analytics.
Di antara saham-saham yang mencatatkan pergerakan signifikan, Boeing melonjak 3% dalam perdagangan pra-pasar setelah produsen pesawat tersebut mengumumkan bahwa peningkatan pengiriman akan menjadi pendorong utama arus kas positif tahun depan.
Saham Warner Bros Discovery juga naik 1,3% setelah laporan menyebutkan bahwa perusahaan tersebut menerima putaran kedua penawaran, termasuk tawaran dari Netflix.
Saham-saham terkait kripto, termasuk Strategy dan Coinbase, masing-masing naik 1,8%, seiring dengan harga bitcoin yang menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah mengalami kerugian dolar terbesar sejak Mei 2021 pada sesi sebelumnya.
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun 2025 dan 2026, dengan alasan investasi dalam kecerdasan buatan (AI), dukungan fiskal, dan potensi penurunan suku bunga oleh The Fed.
Selanjutnya, Wakil Ketua Federal Reserve untuk Pengawasan, Michelle Bowman, dijadwalkan untuk memberikan kesaksian di hadapan sidang Komite Jasa Keuangan DPR mengenai Pengawasan Regulator Keuangan pada hari yang sama.
Ringkasan
Wall Street dibuka dengan kenaikan pada hari Selasa, didorong oleh spekulasi penurunan suku bunga The Fed dan menantikan data inflasi PCE yang akan dirilis. Investor juga memantau perkembangan geopolitik terkait konflik Ukraina dan potensi perubahan kepemimpinan di The Fed. Data sebelumnya menunjukkan perlambatan ekonomi yang memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga.
Selain data ekonomi, investor mencerna data belanja liburan daring yang kuat dan pergerakan saham individual seperti Boeing dan Warner Bros Discovery. OECD menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS karena investasi AI, dukungan fiskal, dan potensi penurunan suku bunga. Wakil Ketua Federal Reserve Michelle Bowman juga dijadwalkan memberikan kesaksian di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR.