Perdagangan Karbon Selamatkan Hutan Tropis? KLH Ajukan Dana Inisiatif!

Indonesia berkomitmen menyumbang US$ 1 miliar atau setara Rp 16,7 triliun untuk mendukung inisiatif Brasil dalam Tropical Forest Forever Facility (TFFF) atau pendanaan untuk hutan tropis.

Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mengusulkan dana pendanaan tersebut berasal dari hasil pengurangan emisi karbon dalam 10 tahun terakhir.

Sepanjang 2015-2020, Indonesia mereduksi emisi karbon hingga 550 juta ton CO2 dan sudah terverifikasi UNFCCC. Kemudian pada 2020-2024, reduksi emisi karbon yang terverifikasi mencapai hampir 400 juta ton CO2. 

“Angka itu yang menurut kami, alangkah baiknya kita publikasikan di IDX untuk kita tawarkan, sehingga akan kembali ke hutan dalam bentuk pendanaan TFFF,” kata Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq, di Jakarta, Selasa (2/12).

Baca juga:

  • IDXCarbon Catat Transaksi 2,75 Juta Ton Karbon di COP30, Ada TOBA dan BMRI

Hanif menyarankan pendanaan TFFF bersumber dari nature-based solution seperti pemanfaatan nilai ekonomi karbon sektor kehutanan. Ini mengingat pemanfaatan technology-based solutions yang cenderung lebih mahal. 

Namun, Hanif perlu menunggu arahan Presiden Prabowo Subianto untuk lebih jelas mengetahui bagaimana inisiasi Indonesia dalam pendanaan ini.

Inisiatif pendanaan untuk hutan tropis atau TFFF resmi diluncurkan di pertemuan para pemimpin negara di COP30, di Belem, Brasil. Total pendanaan yang akan dikumpulkan melalui skema ini mencapai US$ 125 miliar (Rp 2.088 triliun).

Pendanaan ini terdiri atas US$ 25 miliar (Rp 417,7 triliun) modal sponsor dari lembaga pengelola dana negara (SWF) dan US$ 100 miliar (Rp 1.670 triliun) dari investor institusional.

TFFF menandai dimulainya era baru kolaborasi global antara investasi publik dan swasta. Lewat TFFF, negara-negara mendorong strategi konservasi permanen dan memperkuat kemitraan di seluruh dunia untuk melindungi ekosistem tropis yang paling kritis.

“Untuk pertama kalinya, kita memiliki mekanisme global yang mengakui nilai layanan ekosistem hutan dan menawarkan insentif permanen untuk pelestariannya,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Brasil, Marina Silva.

Peluncuran TFFF di Belém menyoroti kebutuhan mendesak atas tindakan kolektif dalam menangani perubahan iklim, melindungi keanekaragaman hayati, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di negara-negara hutan tropis. 

Fasilitas ini juga memberikan pengakuan atas peran penting masyarakat adat dan komunitas lokal dalam pengelolaan sumber daya alam. 

Bank Dunia telah ditetapkan sebagai wali amanat dan tuan rumah sementara TFFF. Langkah selanjutnya meliputi pembentukan Dana Investasi Hutan Tropis (TFIF) di yurisdiksi nasional, untuk membuka jalan bagi dimulainya operasi.

Leave a Comment