Muamalat.co.id JAKARTA. Kinerja PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengalami penurunan sepanjang periode Januari-September 2025.
Emiten Grup Sinarmas ini membukukan laba tahun berjalan yang teratribusikan pada pemilik entitas induk sebesar US$ 177,24 juta per kuartal III 2025, turun 27,31% dari US$ 243,85 juta pada periode sama tahun lalu.
Koreksi laba bersih DSSA dimulai dari turunnya pendapatan usaha 10,26% secara tahunan menjadi US$ 2,01 miliar sepanjang Januari-September 2025. Sebelumnya, pendapatan usaha tercatat US$ 2,24 miliar per September 2024.
Alhasil, laba kotor menjadi US$ 690,7 juta per September 2025, turun 26,69% secara tahunan alias year on year (YoY) dari US$ 942,2 juta.
Efek Purbaya: IHSG Cetak 21 Kali All Time High Sejak Purbaya Jadi Menkeu
Meskipun melemah, Presiden Direktur DSSA, L. Krisnan Cahya, menegaskan bahwa kinerja kuartal III 2025 yang masih tetap bertahan mencerminkan ketangguhan model bisnis DSSA dalam menghadapi dinamika industri energi dan teknologi yang terus bergerak cepat.
“Perubahan besar sedang berlangsung di sektor energi dan teknologi global. Oleh karena itu, fokus kami bukan hanya menjaga stabilitas bisnis inti, tetapi juga mempercepat pengembangan EBT dan teknologi yang menjadi fondasi masa depan perusahaan,” ujar Krisnan.
Lebih lanjut, Krisnan bilang, investasi di sektor digital akan menjadi pilar penting dalam meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat daya saing DSSA di masa mendatang.
DSSA terus berinvestasi pada infrastruktur digital sebagai motor pertumbuhan jangka panjang. Modernisasi pusat data dan pengembangan teknologi jaringan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi operasional sekaligus membuka peluang bisnis DSSA di sektor digital.
Melalui MyRepublic Indonesia, DSSA saat ini telah memperluas layanan Fixed Wireless Access ke sejumlah wilayah di luar Jawa.
”Ekspansi ini menghadirkan akses internet cepat bagi masyarakat di regional 2 dan regional 3, serta mendorong pemerataan konektivitas yang menjadi fondasi utama ekonomi digital Indonesia,” katanya.
IHSG Naik 0,21% ke 8.635 Sesi I Rabu (3/12): Saham UNVR, KLBF, TLKM Jadi Top Gainers
Krisnan menegaskan, DSSA juga terus mendorong adopsi energi baru terbarukan (EBT) dan memperkuat rantai pasok nasional berbasis teknologi rendah karbon.
Melalui PT DSSR Daya Mas Sakti, entitas anak, DSSA telah secara resmi melakukan kemitraan strategis dengan PT FirstGen Geothermal Indonesia untuk mempercepat pengembangan portofolio sumber daya panas bumi dengan potensi kapasitas awal sebesar 440 MW di enam wilayah panas bumi strategis di Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Jambi, Sumatra Barat, dan Sulawesi Tengah.
“Inisiatif ini memperkuat langkah DSSA dalam memperluas porsi energi rendah karbon sekaligus mendukung target transisi energi nasional,” ungkapnya.
Melalui sebuah perusahaan patungan yang dibentuk bersama dengan Trina Solar Energy Development Pte. Ltd. dan PT PLN Indonesia Power Renewables membangun pabrik sel dan panel surya berkapasitas 1 GW per tahun di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.
DSSA Chart by TradingView
Pabrik ini saat ini telah mulai memproduksi sel dan panel surya. DSSA melalui entitas anak juga telah memasok seldan panel surya dengan merek dagang Dian Solar.
“Dukungan finansial yang kuat, pipeline proyek EBT yang semakin berkembang, dan ekspansi infrastruktur digital memberi keyakinan bahwa DSSA dapat mempertahankan kinerja positif dan memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi dan teknologi terintegrasi yang adaptif dan berorientasi masa depan,” tuturnya.