Muamalat.co.id JAKARTA. The Fed masih memberikan sinyal adanya penurunan suku bunga dalam keputusan FOMC pada pekan ini. Hal tersebut dinilai akan sedikit memberikan tekanan ke harga emas.
Sebagai gambaran, emas saat ini ada di level US$ 4.210 per ons troi, sudah naik 60,84% sejak awal tahun alias year to date (YTD).
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, pemangkasan suku bunga hampir pasti akan terjadi pada FOMC pekan ini.
Para investor sudah memperhatikan sikap The Fed ke depan, apakah dalam pernyataannya akan bernada hawkish atau dovish.
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 5.000 Jadi Rp 2.409.000 per Gram, Senin (8/12/2025)
Namun, bila tidak ada kejutan dan nada The Fed tidak lebih hawkish, maka emas berpotensi kembali naik.
“Walaupun pergerakannya masih akan terbatas mengingat sepekan mendatang akan dirilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dan nonfarm payroll (NFP),” ujarnya kepada Kontan, Senin (8/12/2025).
Harga emas diproyeksikan akan ada di level US$ 4.250 – US$ 4.300 per ons troi pada akhir tahun 2025. Sementara, pada kuartal I 2026 harga emas bisa menyentuh US$4.400 – US$ 4.650 per ons troi.
Harga Emas Turun pada Senin (8/12) Pagi, Imbas Sentimen Kenaikan Cadangan Emas PBOC
Lukman melihat, harga emas sebenarnya lebih bersahabat terhadap investor saat ini lantaran koreksi harga masih rutin terjadi. Koreksi harga itu bisa menjadi momen yang bagus untuk masuk atau menambahkan posisi.
“Investor sebaiknya membagi dua investasi emas. Sekitar 50-60% untuk jangka panjang dan 40-50% untuk short term, di mana mereka bisa buy on dip namun take profit ketika harga naik,” paparnya.