Ekspansi PGEO jadi sokongan prospek ke depan, begini rekomendasi sahamnya

Muamalat.co.id – JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kinerja yang tertekan dengan bottom line dicatat merosot hingga kuartal III 2025.

Kendati demikian, prospek PGEO ke depan dinilai tetap solid ditunjang ekspansi proyek, kontrak jangka panjang dengan PLN, dan potensi pertumbuhan kapasitas.

Sebagaimana diketahui, PGEO membukukan pertumbuhan pendapatan 4,20% year on year (YoY) menjadi US$ 318,86 juta per kuartal III-2025. Namun, pada periode yang sama, laba bersih PGEO tergerus 22,18% yoy menjadi US$ 104,26 juta.

Abida Massi Armand analis BRI Danareksa Sekuritas menyebut tekanan utama PGEO berasal dari beban non-kas, terutama kenaikan beban keuangan akibat reklasifikasi sementara IDC proyek Hululais, serta mulai terealisasinya beban bunga Lumut Balai Unit 2 setelah COD penuh pada Juni 2025. 

Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Optimistis Bisa Pulihkan Laba Bersih

Selain itu, depresiasi meningkat seiring ekspansi aset. Faktor-faktor ini bersifat akuntansi dan tidak mencerminkan pelemahan operasional, terlihat dari EBITDA yang tetap solid.

Sedangkan Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra dan Hasan Barakwan menyebut laba bersih PGEO yang meleset pada periode ini disebabkan oleh kenaikan biaya program opsi saham manajemen perusahaan (MESOP), tambahan beban depresiasi dari pabrik baru di Lumut Balai, serta rugi selisih kurs. 

Namun, untuk ke depan, Etta dan Hasan bilang prospek PGEO akan didukung oleh adanya hambatan masuk yang tinggi (proses perizinan panjang dan kebutuhan capex besar), model pendapatan stabil seperti misalnya kontrak jangka panjang dengan PLN, serta profitabilitas kuat. Tetapi, ada beberapa risiko yang perlu dicermati.

  PGEO Chart by TradingView  

“Ada risiko yang perlu diperhatikan PGEO, mencakup ketergantungan tinggi pada PLN, potensi keterlambatan proyek, penyesuaian harga yang lebih rendah dari ekspektasi, volatilitas kurs, dan bencana alam,” ujar Etta dan Hasan dalam risetnya, 27 Oktober 2025.

Pun Abida bilang prospek jangka panjang PGEO akan disokong oleh pengoperasian Lumut Balai Unit 2 (55 MW) dan tambahan 10 MW PLTP Ulubelu yang dibidik beroperasi pada 2026.

Gelar RUPSLB, Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Rombak Komisaris

Menurutnya, proyek ini akan memberi kontribusi signifikan, karena pada 2025 unit-unit baru ini belum berkontribusi penuh sepanjang tahun.

“Dengan kapasitas self-operated yang lebih besar dan segmentasi dengan margin tertinggi, PGEO akan meraih pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat, arus kas lebih stabil dari kontrak jangka panjang PLN, dan pemulihan pertumbuhan laba bersih setelah tekanan akuntansi di 2025,” ujar Abida kepada Kontan, Kamis (11/12/2025).

Sama halnya, Analis Ekuitas OCBC Sekuritas Devi Harjoto juga menyebut prospek PGEO ke depan akan disokong oleh dukungan ekspansi proyek baru. 

Menurut risetnya pada 4 Oktober 2025, PGEO menyiapkan capex US$ 360 juta pada 2026F guna memulai pengembangan lima proyek quick win total 45MW, empat proyek extension total 170MW, serta proyek greenfield Way Ratai berkapasitas 55MW yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2032F. 

Untuk mendukung strategi ekspansi, perusahaan diperkirakan akan menjajaki penerbitan obligasi hijau (green bonds) ke depan.

“Kondisi ini memanfaatkan posisinya sebagai pemain kunci panas bumi serta ruang pendanaan yang luas berkat rasio utang yang rendah pada 2026F,” jelas Devi pada risetnya.

Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Mulai Operasikan PLTP Lumut Balai Unit 2

Kata Devi, perusahaan juga diuntungkan oleh profil utangnya yang mayoritas merupakan utang jangka panjang, khususnya obligasi berbunga tetap, yang meningkatkan visibilitas pendapatan dan mengurangi eksposur terhadap volatilitas suku bunga.

Dengan berbagai sentimen dan katalis di atas, Devi memberi rekomendasi investor untuk Buy saham PGEO dengan target harga Rp 1.500 per saham.

Kemudian Etta dan Hasan merekomendasikan investor untuk Buy PGEO dengan harga Rp 1.750 per saham. Pun juga Abida merekomendasikan Buy PGEO dengan target harga Rp 1.250 per saham.

Leave a Comment