
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan volatilitas yang mengkhawatirkan dengan koreksi signifikan pada akhir pekan lalu. Pasar modal Indonesia diterpa sentimen negatif yang memicu penurunan tajam, menandai awal bulan September 2025 yang penuh tantangan.
Pada penutupan perdagangan Jumat (29/8), IHSG melemah 1,53% dan parkir di level 7.830. Kondisi ini bahkan sedikit membaik dibandingkan sehari sebelumnya, ketika IHSG sempat anjlok lebih dalam hingga 2,27%, menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. Gejolak pasar saham ini, menurut David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), dipicu oleh serangkaian aksi protes dari mahasiswa dan pekerja.
Aksi unjuk rasa tersebut mengangkat berbagai isu krusial, mulai dari gaji anggota DPR, dana pendidikan, hingga program makan sekolah. David dalam risetnya pada Senin (1/9/2025) menjelaskan, demonstrasi ini secara langsung berdampak pada penurunan IHSG lebih dari 2% dan pelemahan nilai tukar Rupiah yang hampir mencapai 1%. Mengatasi tekanan ini, David menekankan pentingnya intervensi otoritas. “Bank Indonesia bersama pengawas bursa perlu turun tangan untuk menjaga stabilitas pasar,” tulisnya.
Melihat ke depan, David memperkirakan bahwa IHSG masih berpotensi melanjutkan tren pelemahan dalam sepekan mendatang. Investor akan mencermati perkembangan lanjutan dari aksi unjuk rasa serta pernyataan resmi dari lembaga-lembaga kunci seperti Bank Indonesia (BI), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Langkah proaktif dari otoritas sangat dibutuhkan guna mencegah kepanikan yang lebih luas di pasar keuangan Indonesia. Secara teknikal, level support penting IHSG berada pada rentang 7.700–7.800, menjadi batas psikologis yang perlu diperhatikan.
Di tengah ketidakpastian pasar saham, Indo Premier Sekuritas (IPOT) mengeluarkan sejumlah rekomendasi saham pilihan yang dinilai memiliki ketahanan atau potensi pertumbuhan. Berikut adalah saham-saham pilihan IPOT untuk sepekan ini:
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Rekomendasi: Buy
Entry: Rp 3.040
Stop Loss: Rp 2.950
Analisis: Di tengah kondisi IHSG yang lesu, harga emas global justru kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah (all time high). Fenomena ini menjadi angin segar bagi ANTM yang berhasil menutup perdagangan dengan candlestick positif. Secara fundamental, kinerja ANTM sangat solid dengan laba bersih pada paruh pertama 2025 yang melesat 203% secara tahunan.
2. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)
Rekomendasi: Buy
Entry: Rp 690
Stop Loss: Rp 660
Analisis: Kenaikan harga emas global juga akan memberikan keuntungan signifikan bagi HRTA, perusahaan yang fokus pada bisnis perhiasan. Selain itu, sentimen positif datang dari kabar kerja sama HRTA dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) untuk membentuk BSI Gold. Kemitraan strategis ini berpotensi besar untuk memperluas pangsa pasar HRTA di segmen perhiasan emas.
3. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
Rekomendasi: Buy
Entry: Rp 520
Stop Loss: Rp 505
Analisis: Daya tahan konsumsi masyarakat tercermin dari data keyakinan konsumen yang masih terjaga. Produk-produk SIDO yang merupakan kebutuhan harian dinilai lebih tangguh menghadapi potensi perlambatan ekonomi. Dari sisi teknikal, harga SIDO saat ini juga berada di dekat area support kuat, menawarkan peluang masuk yang menarik bagi investor.
SIDO Chart by TradingView