Muamalat.co.id JAKARTA. PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 130 miliar untuk memperkuat unit bisnis layer komersial (ayam petelur) dan kapasitas pembibitan.
Direktur Utama Janu Putra Sejahtera Sri Mulyani menjelaskan anggaran itu akan diarahkan untuk pengembangan unit komersial dan peningkatan kapasitas breeding (pembibitan).
“Pembangunan hatchery atau penetasan rencananya akan direalisasikan di Kulonprogo pada 2026 untuk mendukung breeding dan Grand Parent Stock (GPS),” jelasnya dalam keterangan resmi, Sabtu (13/12/2025).
Sri mengatakan dengan kehadiran, hatchery milik sendiri, manajemen AYAM berharap dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi untuk Day Old Chick (DOC) final stock dan parent stock.
Bocoran dari Mandiri Sekuritas: Bakal Ada Perusahaan Jumbo yang Gelar IPO di 2026
“Strategi ini didukung penuh oleh momentum kebijakan pemerintah, terutama melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diproyeksikan akan mendongkrak permintaan protein hewani nasional,” kata dia.
Tim Riset NH Korindo Sekuritas mencermati kedepannya, AYAM akan fokus pada efisiensi pakan dengan membentuk perusahaan patungan alias joint venture dan kolaborasi jangka panjang.
“Sperti Joint Venture (JV) dengan perusahaan Eropa De Heus Indonesia untuk membentuk kandang Grand Parent Stock (GPS) berteknologi canggih,” tulisnya dalam riset.
Menurut tim riset NH Korindo Sekuritas, AYAM berada pada posisi strategis untuk memanfaatkan momentum saat ini karena merupakan salah satu produsen unggas utama yang dimiliki secara lokal.
Sementara itu, Tim Riset Ajaib Sekuritas menilai memasuki 2026, prospek pemulihan industri dan momentum struktural diperkirakan memperkuat outlook AYAM.
Di mana, AYAM memprioritaskan penguatan kapasitas GPS/PS dan layer, peningkatan kinerja RPA dan produk olahan, serta perluasan infrastruktur cold chain untuk memperkuat hilirisasi.
“Kolaborasi dengan perusahaan pakan, logistik, dan distributor luar Jawa menjadi strategi kunci untuk mereduksi ketimpangan distribusi nasional,” tulis tim riset Ajaib Sekuritas.
AYAM Chart by TradingView
Menurutnya AYAM berada di posisi strategis untuk menangkap pertumbuhan permintaan protein hewani di tengah potensi konsumsi daging ayam yang mencapai 14–15 kg per kapita di 2026, program MBG dan peluang ekspansi ke Kalimantan.
Dalam hitungan Tim Riset Ajaib Sekuritas, valuasi AYAM berada di level 4,9 kali price to sales (TTM). Jika dibandingkan dengan peers, valuasi CPIN berada di 1,1 kali dan JPFA di 0,5 kali.
Pengamat Pasar Modal & Direktur International Federation of Technical Analyst (IFTA) Indrawijaya Rangkuti menjelaskan secara teknikal, AYAM mulai masuk pembelian besar di awal November 2025.
“Support saham AYAM ada di level Rp 268 sampai dengan Rp 310 dengan resistance berada di level Rp 436–Rp 615, yang ditargetkan tercapai pada kuartal I-2026,” jelasnya, Sabtu (13/12/2025).