Permintaan semen menurun, simak rekomendasi saham Semen Indonesia (SMGR)

Muamalat.co.id – JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mencatat penurunan kinerja sepanjang Januari – September 2025. Faktor permintaan menjadi salah satu katalis penentu kinerja SMGR kedepannya. 

SMGR membukukan pendapatan Rp 25,30 triliun, menurun 3,76% secara year on year (yoy). Laba bersih SMGR juga anjlok 84,04% yoy menjadi Rp 114,83 miliar. 

Eka Rahmawati, Analis Binaartha Sekuritas mencatat permintaan semen domestik menurun 3,8% yoy menjadi 6,08 juta ton pada Oktober 2025. Meskipun ada sedikit peningkatan di segmen semen kemasan di Jawa (naik 0,5% yoy). Permintaan di luar Jawa melemah 2,1% yoy, sementara penjualan semen curah mengalami kontraksi yang lebih tajam. Yakni menurun 8,7% yoy di Jawa dan menurun 13,2% yoy di luar Jawa. 

Sampoerna Agro (SGRO) Targetkan Produksi Naik 5% di Tahun 2026

“Kelemahan ini mencerminkan aktivitas konstruksi yang lebih lemah dan musim hujan yang lebih awal dari biasanya, terutama terlihat karena Oktober secara historis merupakan bulan penjualan puncak,” ujar Eka dalam risetnya pada 3 Desember 2025.  

Eka mencatat sepanjang Januari – Oktober, penjualan domestik turun 3,2% yoy menjadi 50,68 juta ton. Ini mencerminkan daya beli yang lemah dan pelaksanaan infrastruktur yang lebih lambat.

Eka juga mengungkapkan bahwa penjualan semen domestik SMGR menurun 2,0% YoY menjadi 3,04 juta ton pada Oktober 2025 di tengah permintaan yang lesu. Sementara volume ekspor turun 27,2% yoy menjadi 370.964 ton. Total penjualan grup pada Oktober mengalami kontraksi 3,0% yoy menjadi 3,59 juta ton. 

“Untuk Januari–Oktober 2025, penjualan domestik SMGR turun 5,7% yoy menjadi 24,41 juta ton, sementara ekspor tetap kuat, meningkat 19,4% yoy menjadi 5,41 juta ton. Total penjualan grup menurun 1,9% yoy menjadi 31,04 juta ton,” jelas Eka. 

Kepala Riset Ina Sekuritas, Arief Machrus menambahkan, rata-rata penjualan bulanan naik dari 2,25 juta ton pada kuartal II – 2025 menjadi 2,82 juta ton pada kuartal III – 2025.

“Pangsa pasar meningkat menjadi 46,8%, dan margin operasi membaik menjadi 3,5%,” ucap Arief dalam risetnya pada 13 November 2025. 

Arief menyoroti pengendalian biaya tetap kuat meskipun ada tekanan inflasi. Total Harga Pokok Penjualan (COGS) sedikit turun 1% yoy menjadi Rp 20,3 triliun. Ini karena biaya variabel yang didorong oleh bahan bakar yang lebih tinggi (naik 2%) diimbangi oleh penurunan 2% dalam biaya tetap dari penurunan depresiasi, tenaga kerja, dan biaya pemeliharaan. 

Arief juga mencatat biaya operasional turun 2% menjadi Rp 3,8 triliun, didukung oleh penghematan dalam logistik dan promosi. Biaya keuangan bersih turun tajam sebesar 36% menjadi Rp 501 miliar, mencerminkan keberlanjutan deleveraging. 

Total biaya per ton sedikit meningkat sebesar 1% karena volume produksi yang lebih rendah dan EBITDA turun 24% yoy menjadi Rp 3,3 triliun. “Meskipun demikian, manajemen biaya yang disiplin dan pembiayaan yang bijaksana membantu melindungi pendapatan,” terang Arief.  

Abida Massi Armand, Analis BRI Danareksa Sekuritas mengatakan, prospek kinerja SMGR pada awal tahun 2026 diproyeksikan akan mengalami pemulihan bertahap yang didorong oleh percepatan penyaluran fiskal serta realisasi anggaran pemerintah yang baru.

Valas Asia Melemah Jelang Akhir Tahun, Dolar AS dan Kebijakan Moneter Jadi Penekan

Meskipun laba bersih sempat tertekan pada periode sebelumnya, kehadiran Danantara Asset Management sebagai pemegang saham utama diharapkan mampu merestrukturisasi model bisnis untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan secara signifikan.

“Tantangan utama yang dihadapi SMGR meliputi fenomena kelebihan kapasitas (overcapacity) industri semen nasional yang mencapai 50 juta ton, sehingga dapat membatasi ruang kenaikan harga jual rata-rata di pasar ritel,” ujar Abida kepada Kontan, Kamis (18/12). 

Selain itu, lanjut Abida, beban bunga utang yang relatif tinggi juga masih menjadi faktor penekan laba bersih. Terutama jika dibandingkan dengan kompetitor yang memiliki posisi kas lebih kuat. 

Eka memproyeksikan pendapatan dan laba bersih SMGR tahun 2025 masing – masing Rp 34,17 triliun dan Rp 318 miliar. Adapun pada tahun 2024 SMGR mengantongi pendapatan Rp 36,19 triliun dan laba bersih Rp 720 miliar. 

Eka dan Abida merekomendasikan Buy saham SMGR dengan target harga masing – masing Rp 3.300 per saham dan Rp 3.000 per saham. Sedangkan Arief merekomendasikan netral saham SMGR dengan target harga Rp 2.900 per saham.

Ekspansi Mayapada (SRAJ) Jadi Katalis, Tengok Rekomendasi Sahamnya

Leave a Comment