Muamalat.co.id – JAKARTA. Rupiah ditutup melemah di perdagangan awal pekan. Minimnya katalis penguatan mendorong rupiah diproyeksi masih tertekan esok hari (9/12/2025).
Asal tahu saja, Senin (8/12/2025), kurs rupiah di pasar spot melemah Rp 47 atau 0,28% menjadi Rp 16.695 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah Jisdor melemah Rp 33 atau 0,20% menjadi Rp 16.688 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong bilang sentimen rupiah pada umumnya masih cenderung ke arah yang negatif pada Selasa (9/12/2025). Apalagi pasar masih melihat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) merespon kebijakan pemerintah yang longgar untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi ke depan.
Saham BNBR dan TIFA Dipantau BEI, Cermati Rekomendasi Analis
Selain itu, tidak ada katalis lain seperti misalnya data ekonomi dari eksternal atau internal, maupun data survei kepercayaan konsumen yang meningkat, akan dirilis dalam jangka waktu pendek. Jika ada, hal ini diharapkan bisa mendukung penguatan rupiah.
“Walau dolar AS cenderung tertekan menjelang FOMC (Federal Open Market Committee) lusa, rupiah susah bangkit dan bertahan di atas Rp 16.600. Namun, intervensi BI juga menahan di bawah Rp 16.700,” kata Lukman kepada Kontan, Senin (8/12/2025).
Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi juga menyebut, tanda-tanda perlambatan ekonomi di AS baru-baru ini termasuk indikator ketenagakerjaan yang lebih lemah turut jadi sentimen penggerak.
Pelemahan indikator ini, mendorong kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun, optimisme tersebut diredam oleh kehati-hatian karena beberapa pejabat Fed mengisyaratkan pemangkasan suku bunga pada bulan Desember masih jauh dari pasti.
“Pasar didukung ekspektasi kuat Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga akhir pekan ini,” jelas Ibrahim.
Ibrahim memproyeksikan rupiah pada Selasa (9/12) akan bergerak fluktuatif cenderung melemah di rentang Rp 16.690 – Rp 16.730 per dolar AS. Sedang Lukman, memperkirakan rupiah akan di rentang Rp 16.600 – Rp 16.700 per dolar AS.