Santa Claus rally berpeluang mengangkat IHSG 2%-5%, ini kuncinya

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Peluang fenomena Santa Claus Rally di pasar saham Indonesia menjelang akhir 2025 masih terbuka. Namun, keberlanjutan reli akhir tahun tersebut sangat bergantung pada konsistensi arus dana asing ke pasar domestik.

Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menilai, sentimen pelonggaran suku bunga global, stabilitas kondisi domestik, serta faktor window dressing menjadi penopang utama potensi reli akhir tahun. Meski demikian, ia menegaskan arus dana asing tetap menjadi faktor penentu.

“Peluang Santa Claus Rally masih terbuka, tapi keberlanjutannya sangat tergantung pada konsistensi net buy asing,” ujarnya kepada Kontan, Senin (15/12/2025).

Jika reli akhir tahun terjadi, Sukarno memperkirakan IHSG berpotensi menguat sekitar 2%-5% dan menguji area psikologis 9.000.

Penguatan tersebut diperkirakan akan terkonsentrasi di saham-saham berkapitalisasi besar, sehingga membuka peluang indeks LQ45 yang tertinggal untuk ikut melaju. Sektor perbankan, konsumer, dan telekomunikasi dinilai berpotensi menjadi motor utama penguatan.

Peluang IHSG Naik Dalam Santa Claus Rally Masih Terbuka, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menurut Sukarno, level IHSG 9.000 dapat tercapai apabila didukung oleh arus dana asing yang konsisten serta sentimen global yang tetap kondusif hingga akhir tahun. Arah likuiditas global pasca penurunan suku bunga dan minimnya tekanan eksternal menjadi faktor penentu utama. Tanpa dukungan dana asing, reli musiman dinilai cenderung terbatas.

Dalam menyikapi potensi Santa Claus Rally, investor disarankan menerapkan strategi bertahap dengan memanfaatkan koreksi jangka pendek atau buy on pullback pada saham-saham likuid dan berkualitas. Investor juga perlu disiplin melakukan profit taking menjelang pergantian tahun, mengingat potensi volatilitas pada Januari. “Menjaga porsi kas dan manajemen risiko menjadi kunci untuk mengantisipasi koreksi pascareli,” jelasnya.

Santa Claus Rally Dinilai Selektif Tahun Ini, Simak Saham-Saham Pilihan Analis

Dari sisi sektoral, Sukarno menilai sektor perbankan besar, consumer staples, telekomunikasi, serta energi berpotensi diuntungkan apabila harga komoditas tetap kuat. Ia menyarankan investor fokus pada saham-saham blue chip dengan fundamental solid dan valuasi relatif menarik, yang secara historis menjadi sasaran utama window dressing dan arus dana institusional. Ia juga mencatat, pada perdagangan hari ini saham-saham perbankan blue chip ditutup menguat signifikan, mengindikasikan potensi awal window dressing sebagai penopang indeks di tengah aksi profit taking pada saham konglomerasi.

Leave a Comment