The Fed diprediksi pangkas suku bunga lagi, prospek 2026 masih abu-abu

Jakarta, IDN Times – Federal Reserve (The Fed) diprediksi kembali memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini. Keputusan tersebut diperkirakan akan diumumkan pada Rabu (10/12/2025) waktu setempat, dengan pemangkasan sebesar 25 basis poin, meski sejumlah pejabat The Fed masih terbelah dalam pandangan mereka.

Eks Wakil Ketua The Fed yang juga profesor ekonomi Princeton, Alan Blinder mengatakan, langkah tersebut bukan keputusan mudah. Namun ia menilai peluang pemangkasan lebih besar.

“Ini keputusan yang sulit… Saya memang pikir lebih besar kemungkinan mereka memotong daripada tidak… Saya tidak akan terkejut jika ini adalah ‘pemangkasan bernada hawkish’,” ujarnya, dilansir Yahoo Finance.

1. Pejabat The Fed terpecah soal perlunya pemangkasan suku bunga

Sejumlah pejabat Fed menyampaikan, belum ada kebutuhan mendesak untuk memangkas suku bunga lagi karena inflasi masih berada 1 persen di atas target 2 persen. Pandangan tersebut datang dari Presiden Federal Reserve Boston, Susan Collins dan Presiden Federal Reserve Kansas City, Jeff Schmid.

Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee juga mengungkapkan keraguannya terhadap pemangkasan yang terlalu cepat, menyinggung soal risiko frontloading. Sementara itu, sinyal yang lebih mendukung pemangkasan datang dari Presiden The Fed New York sekaligus wakil ketua FOMC, John Williams.

“Saya masih melihat ruang untuk penyesuaian lebih lanjut dalam waktu dekat terhadap target suku bunga federal funds, untuk membawa sikap kebijakan lebih dekat ke rentang netral,” kata dia pada 21 November 2025.

Menurut mantan Presiden The Fed Cleveland, Loretta Mester, pernyataan Williams itu mengubah peluang keputusan. Ia menilai, isyarat sekuat itu biasanya tidak diberikan tanpa dukungan Ketua The Fed, Jerome Powell.

2. Risiko inflasi dan data ekonomi yang tertunda ikut mempengaruhi keputusan

Blinder memperingatkan pemangkasan suku bunga tambahan bisa membuat inflasi semakin sulit ditekan. Dia memperkirakan, AS mungkin menghadapi risiko mendorong inflasi yang persisten.

Data inflasi terbaru tertunda akibat penutupan pemerintahan federal sepanjang Oktober hingga awal November 2025. Data yang tersedia menunjukkan inflasi inti PCE naik 2,8 persen pada September, sedikit menurun dibanding bulan sebelumnya.

Di pasar tenaga kerja, laporan pekerjaan September yang lebih kuat dari perkiraan sempat menunjukkan 119.000 pekerjaan baru, setelah beberapa bulan berfluktuasi. Namun laporan Beige Book menunjukkan tanda pelemahan: PHK meningkat, beberapa perusahaan membekukan perekrutan, dan jam kerja dipangkas. Sejumlah perusahaan juga menyebut bahwa kecerdasan buatan menggantikan beberapa posisi entry-level.

3. Apa arah kebijakan 2026?

Analis memperkirakan pernyataan Powell dan proyeksi terbaru suku bunga, termasuk outlook 2026 akan menjadi perhatian utama.

Mester menilai inflasi tidak hanya didorong oleh tarif, tetapi juga harga jasa. Ia menyebut pasar tenaga kerja sedang berada dalam kondisi stagnan akibat faktor struktural seperti perubahan kebijakan imigrasi.

“Jadi Anda seperti melihat semacam stagnasi di pasar tenaga kerja, dan saya tidak yakin pemangkasan suku bunga membantu hal itu,” ujar Mester.

Di sisi lain, Luke Tilley dari Wilmington Trust memperkirakan akan ada tiga pemangkasan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya karena ia melihat pasar tenaga kerja semakin melemah. Ia memperkirakan 154 ribu pegawai pemerintah yang mengambil buyout pada Oktober dapat mendorong tingkat pengangguran November ke sekitar 4,5 persen.

4. Proyeksi ekonom: dari dua, tiga, hingga satu pemangkasan tambahan tahun depan

Ekonom Bank of America, Aditya Bhave memperkirakan ada dua pemangkasan tambahan pada Juni dan Juli tahun depan, bukan karena kebutuhan ekonomi, tetapi karena dipengaruhi pergantian kepemimpinan The Fed.

“Perkiraan kami tentang pemangkasan tambahan tahun depan disebabkan oleh perubahan kepemimpinan, bukan pandangan kami terhadap ekonomi,” ujar Bhave.

Amir Bagherpour dari Accenture memperkirakan satu hingga dua pemangkasan tambahan tahun depan, dengan asumsi inflasi inti PCE berada di kisaran 2,5–2,7 persen, pertumbuhan GDP 1,5–1,8 persen, dan tingkat pengangguran 4,4–4,6 persen.

The Fed akan merilis proyeksi terbaru untuk inflasi, GDP, dan tingkat pengangguran pada Rabu (10/12) mendatang. Keputusan The Fed pekan ini akan menjadi penanda penting untuk jalur kebijakan moneter memasuki 2026.

Trump Sudah Kantongi Nama Pengganti Ketua The Fed Warren Buffett Pegang Lebih Banyak Cash dari The Fed, Tanda Bahaya? The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga, Pasar Tenaga Kerja Jadi Sorotan

Leave a Comment