Muamalat.co.id, JAKARTA — Aktivitas di pasar modal Indonesia kian semarak, menandakan gairah investasi yang terus tumbuh. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saat ini terdapat 13 perusahaan yang siap menyusul sejumlah emiten baru yang telah sukses melantai tahun ini, seperti PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), melalui penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa dari 13 perusahaan dalam pipeline IPO tersebut, dua perusahaan memiliki aset skala kecil, enam perusahaan masuk kategori aset skala menengah, dan lima perusahaan beraset skala besar. Mayoritas calon emiten ini menggunakan laporan keuangan per semester I/2025, sementara dua di antaranya memanfaatkan laporan keuangan per Juli 2025.
“Maka mayoritas calon perusahaan tercatat yang berada dalam pipeline saat ini diperkirakan melaksanakan pencatatan sahamnya pada 2025 dengan catatan tidak terdapat concern terkait penawaran umum,” terang Nyoman dalam jawaban tertulisnya pada Jumat (24/10/2025). Proses pencatatan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI mempertimbangkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut masih dalam tahap evaluasi oleh kedua lembaga. Ia menambahkan bahwa tidak ada calon perusahaan tercatat yang menggunakan laporan keuangan per September 2025 saat ini.
BEI sendiri senantiasa menerapkan evaluasi ketat terhadap pencatatan perusahaan, tidak hanya dari sisi pemenuhan persyaratan, tetapi juga dari kinerja perusahaan secara komprehensif. Upaya ini bertujuan untuk memastikan kualitas perusahaan yang tercatat di bursa tetap prima. “Tentunya kami berharap perusahaan-perusahaan yang saat ini berada di pipeline pencatatan saham dapat memenuhi hal tersebut sehingga dapat memenuhi ekspektasi para pemangku kepentingan dan meramaikan pencatatan perdana saham pada sisa akhir tahun 2025 ini,” lanjut Nyoman, menggarisbawahi harapan akan suksesnya IPO mendatang.
: IHSG Sepekan Naik 4,50% ke 8.271, Kapitalisasi Pasar Bursa Tembus Rp15.234 Triliun
Antusiasme terhadap saham perdana memang bukan tanpa alasan. BEI mencatat, sepanjang tahun berjalan 2025, sebanyak 23 perusahaan telah sukses melantai di bursa. Di antara deretan nama baru tersebut adalah PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN), PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), serta PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS).
Kinerja harga saham emiten-emiten baru ini terbukti moncer dan menarik perhatian investor. Sebagai contoh, harga saham CDIA telah melonjak fantastis 881,58% sejak IPO-nya pada Juni 2025. Tak kalah mengagumkan, saham COIN bahkan terbang hingga 2.810% sejak dicatatkan. Sementara itu, RATU membukukan kenaikan harga saham sebesar 597,83% sejak IPO, dan EMAS yang baru IPO bulan lalu mencatatkan lonjakan harga saham sebesar 49,31%.
Selera Investor
Tingginya minat investor terhadap saham-saham IPO ini tidak terlepas dari beberapa faktor pendorong. Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, mengungkapkan bahwa permintaan pasar atas saham perdana masih sangat tinggi. Sentimen ini dipengaruhi oleh arah BI rate, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang akhir tahun, serta kesuksesan IPO sebelumnya. “Apabila kondisi makro stabil dan likuiditas pasar tetap baik, IPO akhir tahun ini kemungkinan masih ramai diminati,” kata Wafi kepada Bisnis pada Rabu (22/10/2025).
Senada dengan pandangan tersebut, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menganalisis bahwa lonjakan harga saham emiten baru IPO mencerminkan kecenderungan investor untuk menilai kekuatan konglomerasi atau pengendali di balik sebuah emiten. Fenomena ini terlihat jelas pada beberapa saham IPO tahun ini yang merupakan bagian dari konglomerasi besar. Saham CDIA, misalnya, berafiliasi dengan konglomerasi taipan Prajogo Pangestu, sedangkan RATU didukung oleh taipan Happy Hapsoro. “Jadi orang kembali lagi lihat pemiliknya, karena nanti ketahuan grup-grup yang mempertahankan harga. Lihat siapa di balik perusahaan IPO,” ujar Rully beberapa waktu lalu.
: BEI Kantongi 13 Calon Perusahaan Tercatat Antre di Pipeline IPO
Associate Director Pilarmas Investindo, Maximilianus Nicodemus, turut memberikan perspektifnya. Menurutnya, lonjakan harga saham seperti COIN, CDIA, hingga RATU setelah penawaran saham perdana ke publik didorong oleh narasi kuat yang dibangun emiten kepada pelaku pasar. Selain itu, fundamental perusahaan juga memegang peranan penting. Pasar akan secara cermat menilai kinerja bisnis, valuasi, serta performa sektoral secara keseluruhan. “Kemudian, ada ekspektasi terhadap saham baru. Karena kalau bicara narasi yang dibangun kuat, fundamental mendukung, otomatis ekspektasi tinggi. Misal CDIA semuanya kuat,” papar Nico kepada Bisnis.
Dukungan dari sosok atau entitas induk yang kuat di belakang emiten juga menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan. Menilik ke depan, Nicodemus memperkirakan setidaknya hingga akhir tahun ini, saham-saham seperti CDIA dan RATU masih berpotensi untuk mengalami penguatan. Namun, potensi ini harus diimbangi dengan valuasi di masa mendatang. “Kalau sektornya bagus, bisnisnya bagus, apalagi unik. Kemudian fundamentalnya mesti dilihat. Kalau jangka pendek saat ini memang sudah mahal. Tapi kalau jangka panjang fundamental masih meyakinkan bisa saja masih ada penguatan,” pungkas Nicodemus.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 13 perusahaan sedang dalam proses IPO, terdiri dari perusahaan dengan aset skala kecil, menengah, dan besar. Mayoritas perusahaan ini diperkirakan akan melantai pada tahun 2025 dengan menggunakan laporan keuangan semester I/2025. BEI menerapkan evaluasi ketat untuk memastikan kualitas perusahaan yang tercatat di bursa.
Antusiasme investor terhadap saham IPO didorong oleh beberapa faktor, termasuk sentimen pasar, arah BI rate, dan kesuksesan IPO sebelumnya. Kinerja harga saham emiten baru seperti CDIA dan COIN terbukti menarik perhatian investor. Investor juga cenderung menilai kekuatan konglomerasi atau pengendali di balik emiten, serta fundamental perusahaan secara keseluruhan.