Inflasi AS Panas! The Fed Rem Tetap Waspada Soal Suku Bunga

Muamalat.co.id , JAKARTA – Inflasi di Amerika Serikat masih menjadi sorotan utama, dengan Presiden Federal Reserve Bank of Kansas City Jeff Schmid menegaskan bahwa levelnya saat ini masih terlalu tinggi. Kondisi ini menuntut kebijakan moneter yang berkelanjutan untuk menahan laju permintaan dan menekan tekanan harga.

Dalam pernyataannya yang dikutip dari Bloomberg pada Selasa (7/10/2025), Schmid menjelaskan, “Dengan inflasi yang masih terlalu tinggi, kebijakan moneter harus diarahkan untuk menahan pertumbuhan permintaan, agar ada ruang bagi pasokan untuk tumbuh dan meringankan tekanan harga.” Ia menambahkan bahwa suku bunga saat ini, yang hanya berada pada level sedikit restriktif, dinilai sudah sesuai dengan kebutuhan ekonomi.

Pernyataan Schmid ini muncul di tengah perbedaan pandangan yang berkembang di internal The Fed terkait arah kebijakan suku bunga acuan. Ini terjadi setelah Bank Sentral AS melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan lalu, yang merupakan langkah pertama sejak Desember. Meskipun awalnya diperkirakan akan menentang pemangkasan tersebut, Schmid pada akhirnya mendukungnya. Ia melihatnya sebagai strategi manajemen risiko krusial untuk memperkuat pasar tenaga kerja.

Kendati demikian, Schmid secara tegas mengingatkan bahwa The Fed tidak perlu terburu-buru melakukan pemangkasan suku bunga lagi dalam waktu dekat. Alasannya jelas: inflasi masih berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Ia memperingatkan, “Lingkungan saat ini adalah kondisi di mana dorongan permintaan yang terlalu agresif justru bisa meningkatkan risiko lonjakan harga, karena perusahaan mendapatkan ruang untuk menaikkan harga dan meneruskan beban tarif ke konsumen.” Ini mengindikasikan bahaya potensial dari pelonggaran kebijakan yang terlalu cepat.

Lebih lanjut, Schmid menyoroti bahwa tarif yang lebih tinggi kemungkinan besar turut memicu kenaikan harga barang tahan lama, dan kekhawatiran inflasi kini semakin meluas ke berbagai kategori produk. Di sisi lain, meski pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda pendinginan, ia menilai kondisinya secara keseluruhan tetap sehat. Schmid juga berharap keterlambatan rilis data ekonomi akibat penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown) dapat segera berakhir. Untuk sementara, ia mengandalkan data alternatif seperti survei dan informasi dari pelaku usaha untuk memantau kondisi pasar tenaga kerja dan harga.

Rapat kebijakan The Fed berikutnya yang sangat dinanti-nantikan dijadwalkan akan berlangsung pada 28–29 Oktober mendatang, di mana arah kebijakan moneter selanjutnya akan ditentukan.

: : Pejabat The Fed Ingatkan Risiko Inflasi Jika Suku Bunga Dipangkas Terlalu Agresif

: : Harga Emas Melemah Dipicu Komentar Pejabat The Fed

Leave a Comment