RUU BUMN Disahkan? Saham BUMN Ini Siap Terbang!

Muamalat.co.id, JAKARTA — Pasar modal Indonesia kembali diwarnai dinamika, terutama dari sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sejumlah saham perusahaan pelat merah terpantau menggeliat signifikan pada awal perdagangan hari ini, Kamis (2/10/2025), seiring dengan antisipasi pengesahan revisi Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh DPR RI.

Data dari Bloomberg menunjukkan performa positif emiten BUMN. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) tercatat menguat impresif 4,25% mencapai Rp3.190. Tak ketinggalan, saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) juga terbang 3,75% menjadi Rp83. Pergerakan positif turut ditunjukkan oleh saham PT Timah Tbk. (TINS) yang menguat 2,63% ke level Rp1.950, serta saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang naik 0,91% mencapai Rp4.420.

Kenaikan ini terjadi di tengah sorotan publik terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Sebelumnya, Komisi VI DPR RI bersama pemerintah telah menyetujui RUU BUMN ini untuk dibawa ke Sidang Paripurna DPR, menandakan langkah krusial menuju pengesahannya.

RUU BUMN ini membawa sejumlah perubahan fundamental yang mencakup setidaknya 84 pasal yang direvisi dengan 11 pokok utama. Salah satu poin paling signifikan adalah penghapusan status Kementerian BUMN menjadi Badan Pengaturan (BP) BUMN. Selain itu, beleid baru ini juga mengatur larangan rangkap jabatan bagi menteri dan wakil menteri di organ perusahaan pelat merah, serta ketentuan mengenai dividen saham seri A dwiwarna.

Menariknya, di tengah sentimen positif ini, indeks saham BUMN atau IDX BUMN 20 justru ditutup melemah 0,25% ke level 359,23 pada perdagangan Rabu (1/10/2025). Penurunan ini sejalan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga terkoreksi 0,21% menuju 8.043,82. Meskipun demikian, sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD), IDX BUMN 20 masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang solid sebesar 1,65%, didukung oleh penguatan beberapa saham unggulan.

Menurut Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, Revisi UU BUMN ini merefleksikan komitmen kuat pemerintah dalam memperkuat tata kelola perusahaan negara dan memberikan fleksibilitas bisnis yang lebih baik. Oleh karena itu, beleid tersebut diperkirakan akan memberikan sentimen positif bagi pasar dalam jangka pendek. “RUU BUMN memberi sinyal adanya komitmen pemerintah memperkuat tata kelola dan fleksibilitas bisnis. Investor bisa melihat ini sebagai sentimen positif karena ada harapan efisiensi dan transparansi meningkat,” jelas Liza kepada Bisnis, baru-baru ini.

Meski prospeknya positif, Liza juga mengingatkan bahwa investor akan tetap menantikan detail implementasi serta aturan turunan dari beleid baru tersebut. Potensi ketidakpastian masih bisa muncul jika proses eksekusi dari UU BUMN yang baru justru membuka celah atau ambiguitas. Dalam kondisi ini, saham BUMN besar khususnya di sektor perbankan dan energi, dinilai lebih stabil dalam menghadapi dinamika regulasi berkat fundamentalnya yang kuat. “Khusus saham BUMN besar di sektor perbankan dan energi, dampaknya relatif lebih stabil karena fundamental kuat. Jadi secara keseluruhan, revisi ini lebih jadi peluang daripada risiko, asal eksekusi konsisten,” pungkas Liza.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Saham BUMN terpantau mengalami kenaikan pada awal perdagangan, seiring dengan antisipasi pengesahan revisi Undang-Undang BUMN oleh DPR RI. Beberapa saham yang mengalami kenaikan signifikan antara lain TLKM, GIAA, TINS, dan BMRI. Revisi UU BUMN ini mencakup perubahan fundamental seperti penghapusan Kementerian BUMN menjadi Badan Pengaturan BUMN dan larangan rangkap jabatan bagi menteri.

Revisi UU BUMN ini dipandang sebagai komitmen pemerintah dalam memperkuat tata kelola perusahaan negara dan memberikan fleksibilitas bisnis. Meskipun demikian, investor tetap menantikan detail implementasi dan aturan turunan dari UU baru tersebut. Saham BUMN besar di sektor perbankan dan energi dinilai lebih stabil dalam menghadapi dinamika regulasi berkat fundamental yang kuat.

Leave a Comment