IHSG Pekan Depan: Analis Ungkap Bocoran Teknikal, Saatnya Beli?
IHSG secara teknikal diproyeksi bergerak menguat, berpeluang menembus ke atas 7.930.
IHSG secara teknikal diproyeksi bergerak menguat, berpeluang menembus ke atas 7.930.
IHSG turun 0,17% dalam sepekan, kapitalisasi pasar BEI menyusut 0,57% menjadi Rp14.130 triliun, dengan transaksi harian naik 7,6% menjadi Rp19,42 triliun.
IHSG diprediksi lanjut koreksi karena ketidakpastian ekonomi. Saham pilihan: TOBA, JPFA, WIFI. Fokus pada inflasi China dan AS.
IHSG tetap kokoh meski dana asing keluar, didukung saham DSSA, ANTM, dan AMMN yang menguat. Saham emas naik karena tren harga emas dan ekspektasi suku bunga.
Investor asing menjual saham BBCA senilai Rp4,29 triliun dalam sepekan akibat September Effect, yang dikenal memicu volatilitas pasar saham.
Investor asing Muamalat.co.id sell Rp4,18 triliun pada 1-4 September 2025, menekan saham big cap dan menambah volatilitas IHSG di tengah September Effect.
IHSG naik 0,47% pekan ini meski investor Muamalat.co.id sell Rp4,17 triliun. Kapitalisasi pasar BEI naik 0,20% jadi Rp14.211 triliun.
Asing mulai meredam aksi jual pada awal September 2025 seiring kondisi politik lebih kondusif yang membuka ruang bagi masuknya kembali aliran dana ke pasar.
Sepanjang Januari-Agustus 2025, IHSG naik 10,6% dengan saham COIN melonjak 2.280%, menjadi top gainer di BEI.
IHSG pulih didukung surplus dagang RI US$4,2 miliar dan PMI manufaktur ekspansif 51,5. Kondisi politik kondusif turut mendorong perbaikan indeks.