Setelah IHSG Tembus 8.000, Akankah Sentimen RAPBN 2026 Berlanjut?
IHSG tembus 8.000 didorong sentimen positif RAPBN 2026 dan arus masuk dana asing. Tren ini bisa berlanjut jika kondisi makro dan kebijakan moneter kondusif.
IHSG tembus 8.000 didorong sentimen positif RAPBN 2026 dan arus masuk dana asing. Tren ini bisa berlanjut jika kondisi makro dan kebijakan moneter kondusif.
Saham tambang emas seperti ANTM, MDKA, dan AMMN menekan IHSG akibat rotasi sektor oleh investor, meski IHSG naik 4,84% pada 11-15 Agustus 2025.
Investor saham di pasar modal Indonesia kian bertambah, dengan jumlah Single Investor Identification (SID) per 14 Agustus 2025 mencapai 7.490.594.
IHSG berhasil menyentuh rekor all time high (ATH) pada perdagangan intraday di level 8.017,06 sebelum pada akhirnya di tutup di level 7.898,37.
IHSG tembus 8.017 saat pidato Prabowo, saham BBRI, BBCA, TLKM diborong Muamalat.co.id buy asing Rp4,86 triliun sepekan, didorong prospek positif dan valuasi atraktif.
IHSG berpotensi mencapai 8.000 jika arus dana asing yang konsisten, meski aksi profit taking bisa menghambat laju indeks komposit saham.
Reli IHSG didorong saham konglomerat dan aliran modal asing, berpotensi mencapai 8.000 sebelum koreksi. Investor waspada profit taking dan perubahan suku bunga The Fed.
BRI Danareksa Sekuritas menaikkan target IHSG akhir 2025 ke 7.960, didorong oleh reli saham konglomerat dan ekspektasi kenaikan laba bersih emiten.
IHSG berpotensi menggapai level 7.900 pada akhir 2025 didorong oleh meredanya ketidakpastian global, laporan keuangan bigcaps yang moncer, dan IPO mercusuar.
IHSG mencapai level tertinggi 2025 di 7.760, dipicu oleh kenaikan saham seperti PPRE yang melonjak 34,18%. Sentimen positif datang dari geopolitik dan aksi beli asing.