IHSG Menanti Keputusan BI Rate, Saham BBCA, BBRI, BMRI Menanjak
IHSG fluktuatif menanti keputusan BI Rate, saham bank besar seperti BBCA, BBRI, dan BMRI menguat. Investor menunggu penurunan BI Rate jadi 4,5%.
IHSG fluktuatif menanti keputusan BI Rate, saham bank besar seperti BBCA, BBRI, dan BMRI menguat. Investor menunggu penurunan BI Rate jadi 4,5%.
PT Sidomulyo Selaras Tbk. (SDMU) mendapat persetujuan pemegang saham untuk private placement Rp61,35 miliar guna memperbaiki posisi keuangan.
PT Harta Djaya Karya (MEJA) mencatat lonjakan saham beredar menjadi 1,918 miliar lembar pada Oktober 2025, didorong konversi Waran Seri I oleh investor.
Investor asing memburu saham BBCA, EMAS, ANTM, dan RAJA saat IHSG anjlok 2,57% akibat tensi dagang Muamalat.co.id buy asing capai Rp3,03 triliun.
Menkeu Purbaya menilai koreksi IHSG akibat profit taking wajar terjadi. IHSG turun 2,57% ke 7.915,66, dipengaruhi sentimen global dan aksi broker.
Bursa Efek Indonesia berupaya mengurangi saham ‘gorengan’ dengan meningkatkan aturan bagi calon perusahaan tercatat untuk melindungi investor.
Dana asing keluar Rp53,96 triliun dari pasar saham RI sepanjang 2025 meski IHSG naik 13,72% ytd, dipicu kekhawatiran atas risiko fiskal dan pelemahan rupiah.
Aninditha Bakrie melepas 1,38 juta saham Ancara Logistics Indonesia ALII senilai Rp138,67 juta untuk alokasi kepada senior management sebagai insentif.
PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) memenangkan lelang frekuensi 1,4 GHz dengan penawaran Rp403,7 miliar, memicu transaksi saham Rp3,59 triliun meski harga saham turun 12,23%.
BEI berencana mengubah perhitungan minimum free float emiten IPO dari basis ekuitas menjadi kapitalisasi pasar agar klasifikasi perusahaan lebih relevan.