BI Buka-bukaan Alasan Pasang Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 4,6% – 5,4%

Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi RI tumbuh 4,6%-5,4% pada 2025, didorong investasi, ekspor, belanja pemerintah, dan kebijakan moneter yang pro-pertumbuhan.

BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2025 Bisa di Atas 5,1%, Ini Penopangnya

Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2025 bisa melebihi 5,1% berkat ekspor, belanja pemerintah, dan investasi yang meningkat.

Suku Bunga BI Turun Jadi 5%: Peluang Emas Pengusaha Pembiayaan!

Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 5% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan dampak yang diharapkan terasa dalam 4 bulan.

BI Rate Dipangkas! Ekonom Ungkap Dampak Positif untuk Pertumbuhan Ekonomi

Bank Indonesia menurunkan BI Rate 25 bps ke 5% untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Inflasi terkendali, rupiah stabil, dan ada ruang penurunan lebih lanjut.

BI Pangkas Suku Bunga, Saham Properti & Konsumer Langsung Terbang!

Saham properti dan konsumer naik setelah BI turunkan suku bunga jadi 5%, mendorong IHSG menguat 1,03% ke 7.943,83 pada 20 Agustus 2025.

BI Pangkas BI Rate 75 Bps! Pelonggaran Moneter Lanjut di 2025

Bank Indonesia telah memangkas BI Rate 75 bps sejak awal 2025, kini di 5%, menandai pelonggaran moneter. Keputusan ini di luar ekspektasi pasar.

IHSG Cetak Rekor! HUT ke-80 RI Bawa Berkah ke Pasar Modal

IHSG tembus 8.000 jelang HUT ke-80 RI, mencerminkan kepercayaan investor dan kontribusi pasar modal bagi ekonomi nasional di tengah tantangan global.

IHSG Gagal Tembus 8.000? Profit Taking Hantui Pergerakan Saham

IHSG berpotensi mencapai 8.000 jika arus dana asing yang konsisten, meski aksi profit taking bisa menghambat laju indeks komposit saham.

Heboh Rojali & Rohana: BI Jakarta Akhirnya Buka Suara

Bank Indonesia Jakarta menyatakan fenomena Rojali & Rohana tidak berdampak besar pada ekonomi Jakarta. Apa alasannya?

Ekonom HSBC Lihat Peluang BI Pangkas Bunga Acuan hingga 75 Basis Poin

Bank Indonesia (BI) berpotensi memangkas suku bunga acuan 75 basis poin, didorong inflasi rendah dan rupiah stabil, menurut analis HSBC.